KAB. CIREBON, (FC).- Komisi Pemilhan Umum(KPU) Kabupaten Cirebon gelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara pemilihan serentak di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 006 Kelurahan Babakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Selasa (12/11).
Simulasi tersebut untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dalam menghadapi Pilkada Serentak 27 November 2024 nanti.
Ketua KPU Kabupaten Cirebon, Esya Karnia Puspawati mengatakan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Cirebon 2024 tinggal menghitung hari menuju tanggal 27 November 2024.
Untuk memastikan kelancaran proses demokrasi ini, Esya menjelaskan, salah satunya adalah dengan menyelenggarakan simulasi pemungutan suara dan penghitungan suara sekaligus penggunaan aplikasi Sirekap yang diadakan di TPS 006 Babakan.
Menurut Esya, Simulasi ini menjadi sangat penting sebagai sarana edukasi bagi masyarakat, khususnya bagi pemilih pemula yang mungkin belum familiar dengan proses pemilihan.
“Simulasi yang digelar ini, tidak hanya memfokuskan pada teknik mencoblos surat suara, akan tetapi juga pada pemahaman penuh tentang mekanisme pemungutan dan penghitungan suara, setidaknya kita bisa memberitahukan mekanisme mulai dari pembukaan sampai dengan penghitungan” kata Esya kepada awak media, Selasa (12/11).
Esya menambahkan simulasi ini menjadi langkah penting dalam memastikan proses pemilu yang transparan dan efektif. Ia pun menekankan pentingnya kolaborasi antara penyelenggara pemilu dan masyarakat.
Karena, sambung Esya, kesuksesan Pilkada tidak hanya bergantung pada kualitas organisasi, tetapi juga pada tingkat partisipasi dan pemahaman masyarakat.
“Kami mengapresiasi kepada masyarakat, ini suatu kolaborasi yang harapan kita agar hajat pesta demokrasi bisa berjalan lancar dan optimal tidak ada perbedaan, cuma yang membedakan adalah jenis surat suara yang diterima masyarakat untuk kali hanya menerima dua jenis surat suara,” ungkap Esya.
TPS 006 Babakan dengan jumlah 522 DPT, lanjut Esya dipilih sebagai lokasi simulasi karena memiliki karakteristik khusus, seperti adanya kelompok rentan, lansia, difabel, dan pemilih pemula, yang perlu mendapatkan perhatian lebih dalam proses pemilihan.
Selain menjadi sarana edukasi, simulasi ini juga untuk memastikan bahwa seluruh petugas pemilu memahami betul prosedur yang harus dijalankan di hari pemungutan suara.
“Harapannya, masyakarat bisa mengenal dan mengedukasi mekanisme mulai dari pembukaan sampai dengan pemungutan suara, simulasi ini akan menjadikan paramater untuk TPS lainya, serta memastikan bahwa layanan yang diberikan kepada pemilih dapat diakses dengan mudah, termasuk bagi warga dengan disabilitas. Untuk itu kami akan ada petugas khusus satu TPS satu orang untuk memudahkan disabilitas memberikan suaranya ke dalam kotak logistik” pungkas Esya. (Johan)
Discussion about this post