KAB. CIREBON, (FC).- Viral warga Desa Bayalangu Kidul Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon tanami pohon pisang di jalan rusak. Warga mengaku kesal terhadap pemerintah desa (Pemdes) setempat pasalnya jalan penghubung antar RW dianggap tidak pernah diperhatikan oleh Kuwu Desa Bayalangu Kidul.
Herman perwakilan warga dari Blok Wage Lemah Duwur, RT/4 RW/10 kepada Fajar Cirebon mengatakan, aksi penanaman pohon pisang di jalan rusak ini merupakan inisiatif warga yang kesal dan dianggap diabaikan oleh Pemdes Bayalangu Kidul dalam pembangunan jalan beton yang sudah berjalan.
Padahal, kata Herman, sisa jalan yang belum terbangun itu hanya sekitar kurang lebih 250 meter saja, tetapi oleh Pemdes justru dialihkan ke jalan lain.
“Pembangunan jalan ini tidak dituntaskan sampai ke RW/10, pihak pemdes justru memilih pembangunan jalan beton ke tempat yang lain,” ujar Herman, Kamis (2/1/2025).
Herman menyebut, jalan utama yang melintas di Blok Wage itu merupakan akses vital warga untuk mobilisasi. Namun pemdes justru malah tidak dituntaskan, sehingga warga melakukan aksi protes dengan menanam pohon pisang ditengah jalan ini.
“Kami tanami pohon saat malam tahun baru, karena kami berharap pemdes bisa melihat bentuk kekecewaan kami terhadap jalan rusak, dan kami sebagai warga di Blok Wage juga perlu mendapat perhatian yang sama dari pemdes,” katanya
Sementara itu, Kuwu Desa Bayalangu Kidul, Sugiarto saat dikonfirmasi mengatakan, pembangunan jalan yang dilakukan oleh pihak pemdes itu sebetulnya sudah mencapai 80 persen, dan tersisa hanya 250 meter yang belum dilakukan perbaikan.
Hal itu, menurut Sugiarto, karena keterbatasan anggaran. Jadi bukan karena pilih kasih atau mengotak – kotakan warga.
“Jalan itu sebenernya nanti akan tuntas, udah saya alokasikan di tahun 2025, memang karena terbatas anggaran,tetapi kan semuanya bertahap,” ujar Sugiarto menjelaskan.
Sugiarto menambahkan, bahwa selama periode kepimpinannya berlangsung, banyak perubahan signifikan khususnya di Desa Bayalangu Kidul mulai dari infrastruktur, pembangunan ruko, fasilitas olahraga, dan sarana umum lainya.
“Bisa dilihat selama saya memimpin banyak perubahan, jalan desa dan sarana umum lainya, jadi apa yang dituduhkan oleh warga itu sudah bisa dipatahkan dengan pembangunan yang ada,” ungkap Sugiarto.
Meski demikian, Sugiarto berharap agar warga Desa Bayalangu Kidul khususnya di RW/10 tidak perlu memberikan reaksi berlebihan apalagi sampai di viral kan di media sosial jelas itu akan membawa stigma negative, padahal kenyataanya tidak seperti itu.
“Saya akan tetap lanjutkan, semuanya ada prosedur dan aturan pasti akan saya tuntaskan seperti keinginan warga” pungkas Sugiarto. (Johan)
Discussion about this post