KOTA CIREBON, (FC).- Sebagian warga Kecamatan Kesambi yakni di Jalan Perjuangan, Majasem dan sekitarnya, beberapa hari kemarin mengalami gangguan distribusi air ledeng.
Hal ini karena adanya pipa jaringan distribusi utama (JDU) pecah, akibat tidak kuat menahan tekanan air yang cukup besar.
Dirut Perumda Air Minum (PDAM) Tirta Giri Nata Kota Cirebon Sofyan Satari mengatakan, pihaknya mulai melakukan uji coba penampungan air (reservoir) yang berkapasitas 9.000 meter kubik yang berlokasi di Plangon Kabupaten Cirebon.
Selain itu, seiring dengan pengaliran air dari resevoir tersebut, pihaknya juga memonitoring pipa JDU yang dilaluinya. Untuk diketahui, kata dia, JDU yang terpasang dan tertanam dari Sumber ke Kota Cirebon baru selesai dibangun beberapa waktu lalu.
“Kami telah melakukan pemetaan dan monitoring pelaksanaan ujicoba. Dengan aktifnya resevoir maka pipa JDU yang berdiameter 600 milimeter akan mengalami tekanan yang lebih besar pada pipa distribusi tersebut. Salah satunya, ada pipa yang berdiameter 300 milimeter di Jalan Perjuangan yang pecah, tidak kuat menahan besarnya tekanan air. Tapi yang lainnya berjalan dengan baik,” jelasnya kepada FC, Rabu (13/1).
Pihaknya langsung melakukan perbaikan dan penggantian pada pipa yang pecah tersebut. Pekerjaan ini mengakibatkan gangguan distribusi air ke sejumlah wilayah pelanggan, khususnya wilayah Majasem dan sekitarnya. Hari Rabu ini sudah rampung, tinggal melakukan tes dan kemudian normal kembali.
Pihaknya juga meminta maaf atas terjadinya gangguan distribusi air kepada pelanggan, pada saat perbaikan pipa tersebut.
Diakuinya, jaringan pipa yang ada harus mendapatkan perhatian lebih. Pasalnya, usia pipa umumnya sudah uzur dan memerlukan pergantian. Dengan resevoir kapasitas besar, otomatis tekanan air bertambah juga.
Untuk itu, dibeberapa titik harus dilakukan penyesuaian tekanan, menyesuaikan kekuatan jaringan pipa itu sendiri.
Lebih jauh, pria yang akrab disapa Opang ini mengungkapkan, sejumlah permasalahan penyaluran air PDAM di Kota Cirebon. Diantaranya masalah penampungan, pipa JDU dan jaringan distribusi perkotaan.
Sedangkan untuk masalah penampungan dan JDU telah dibangun, maka tinggal mengganti jaringan distribusi ke konsumen.
Terkait usia jaringan pipa, Opang menyebutkan umumnya sudah berusia lebih dari 45 tahun.
Tekanan air dari reservoir 9000 meter kubik yang mengalir melalui JDU baru sangat tinggi, maka perlu ditopang dengan jaringan distribusi yang baru pula.
“Jaringan pipa distribusi perkotaan yang mengalir ke konsumen, usianya kini sekitar 47 tahun padahal secara ideal usia teknis sebuah pipa maksimal 20 tahun. Kami mengalirkan air dengan reservoir dan JDU baru sangat hati-hati, itupun masih ada kerusakan pipa distribusi,” ucapnya.
Untuk mengganti seluruh jaringan pipa distribusi perkotaan, Opang menyebut membutuhkan dana investasi dan dana yang sangat besar. Sebagai solusi, pihaknya
akan melakukan pergantian secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan dana yang ada.
“Penggantian sistem saluran distribusi air harusnya dilakukan sejak tahun 2000, tapi sesuai anggaran yang tersedia baru bisa terealisasi tahun 2021. Namun kami berharap dengan adanya reservoir dan JDU yang baru, akan menjadikan pelayanan air bersih kepada warga Kota Cirebon bisa lebih baik lagi,” tandasnya. (Agus)