Masih dikatakan Dudung, tanah bergerak juga masih terjadi hingga hari ini. Di mana, kontur tanah hari demi hari makin ambles, hingga kini kedalaman 2 meter. “Nah terakhir ya sekarang ini, sekarang tanah tuh masih suka bergerak terus ke bawah. Rumah saya yang terdampak bagian dapur. Jadi amblesnya itu sekitar 1-2 meter lah,” ucapnya.
Kendati mengancam rumahnya, Dudung kini enggan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Menurutnya, rumah yang telah ditempati sejak 20 tahun lalu itu masih bisa ditempati. “Saya masih nempatin rumah ini, meski rasa khawatir ada. Saya gak ngungsi karena dinilai masih bisa ditempati bagian depan rumah mah. Saya di sini 5 orang, bersama istri dan 3 anak,” jelas dia.
Sementara, Kapolsek Bantarujeg, Iptu Yayan Sopiana didampingi anggota dan Babinsa Bantarujeg juga ikut memantaunya perkembangan bencana pergerakan tanah tersebut. Di mana menurut Kapolsek, kawasan tersebut menjadi salah satu daerah yang masuk skala rawan bencana seperti tanah gerak maupun longsor.
“Ya, bahwa kawasan ini khususnya di Blok Cibeurih memang tanahnya kategori rawan atau labil, sehingga potensi pergerakan tanah di sini cukup tinggi,” kata Yayan.