KOTA CIREBON, (FC).- Sejak kedatangan Presiden Joko Widodo pada 31 Agustus 2021 yang lalu, Kota Cirebon masuk pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3, setelah sekian lama berada pada level 4.
Dan pada perpanjangan PPKM Level 3 kemarin, seharusnya Kota Cirebon sudah berhak menyandang PPKM Level 2.
Demikian disampaikan Walikota Cirebon Nashrudin Azis kepada FC, di Balaikota Cirebon, Rabu (22/9).
Dikatakan Azis, dari assessment Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Kota Cirebon sudah ada di level 2.
Namun terkait perbedaan ini, kenapa masih di level 3, dirinya tidak memahami kenapa bisa demikian.
“Yang penting, kami meminta agar momentum perkembangan yang baik ini, tidak disikapi dengan euforia masyarakat. Tetapi harus dengan kewaspadaan agar kasus Covid-19 tidak kembali melonjak. Kita ini di level 3, walaupun dari Kemenkes RI kita masuk level 2. Tapi saya juga tidak mengerti kenapa demikian. Yang pasti kita masih level 3,” tegasnya.
Azis menyampaikan, pada PPKM Level 3 ini sejumlah kelonggaran diberikan. Hal ini agar perekonomian di Kota Cirebon cepat pulih dan bangkit kembali.
Seperti mall yang sudah boleh buka, anak usia 12 tahun boleh masuk mall dengan pengawasan dari orangtuanya.
Bioskop, rumah makan dan usaha lainnya sudah diberikan kelonggaran untu dibuka dan menerima konsumen lagi.
“Kami tegaskan kembali, walaupun diberikan kelonggaran-kelonggaran di PPKM Level 3 ini, agar masyarakat dan dunia usaha tetap menerapkan protokol kesehatan. Sesuai SE Walikota Nomor 443/SE.96-PEM,” ucap Azis.
Pelaksana Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Cirebon Agus Mulyadi menyampaikan, pelaksanaan PPKM dan percepatan vaksinasi dinilai efektif untuk menurunkan status penyebaran Covid-19 di Kota Cirebon.
“PPKM yang membatasi mobilitas masyarakat dan vaksinasi massal efektif menjadikan Kota Cirebon berstatus lebih aman terhadap penyebaran Covid-19,” jelasnya kepada FC, Selasa (21/9).
Pria yang akrab disapa Gusmul ini mengingatkan, meskipun masih berstatus PPKM Level 3, Pemkot Cirebon tidak menghentikan metode pencegahan penyebaran Covid-19 yakni Testing, Tracing dan Treatment (3T).
“Kami tetap kontinyu melakukan 3T serta gencar melakukan percepatan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat. Metode ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 semakin meluas,” terang Gusmul yang juga menjabat Sekda Kota Cirebon ini.
Disebutkannya, capaian vaksinasi di Kota Cirebon mencapai 67 persen, sehingga hanya beberapa persen lagi menuju minimal terbentuknya herd immunity yakni 70 persen warga yang sudah divaksinasi.
Untuk itu dirinyapun optimistis, jika angkanya stabil dan ketersediaan vaksin memadai maka akhir tahun 2021 vaksinasi di Kota Cirebon bisa mencapai optimal.
“Bahkan, vaksinasi bisa mencapai 100 persen di akhir tahun jika stok vaksinnya aman,” tuturnya.
Gusmul juga menuturkan, tingkat keterisian tempat tidur di RSD Gunung Jati kini mengalami tren penurunan, dari sebanyak 207 tempat tidur yang disiapkan kini jumlahnya dikurangi menjadi 100 tempat tidur. (
Discussion about this post