KAB. CIREBON, (FC).- Creamy, gurih, dan lembut, begitulah karakteristik dari Kopi Durian Montong, minuman khas yang menjadi primadona di kedai sekaligus destinasi wisata di Kawasan Kota Baru Keandra, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon ini.
Menurut Direktur Operasional sekaligus Chef atau Kepala Koki di Kopi Montong, Ahmad Supardi, menu Kopi Durian Montong adalah menu khas yang menjadi daya tarik kedai ini.
Menu signature dari keseluruhan minuman lainnya di kedai ini memberikan sensasi dan pengalaman baru bagi para pecinta kopi.
Bukan sembarangan dipadukan, Ahmad sendiri telah melakukan berbagai survey dan beberapa kali uji coba pada kopi ini.
“Kopi dan durian itu aman kok, saya sudah coba dan ada pula beberapa penelitiannya juga aman,” bebernya, Kamis (29/1).
Untuk mendapat resep dengan takaran yang antara kopi dan daging durian yang pas ini, sambungnya, tentu Ahmad melakukan sekitar sebanyak 3 kali percobaan.
“Kopi montong ini uji coba 3 kali, kita menggunakan bean atau biji dari Robusta Majalengka dengan Arabika Gayo Aceh yang di blend atau campur,” imbuh Ahmad.
Dipilihnya kedua bean ini dikarenakan Ahmad sudah mengenal betul karakteristik dan rasanya. Selain memblend kedua jenis bean ini, Ia pun mengolah bean sejak mentah, pencucian hingga proses penyangraian.
“Biar lebih fresh, karena baru sangrai dan juga cukup menghemat biaya sekitar 20 persen dari bean yang sudah matang,” ucap Ahmad.
Baca juga: Tulus Asih Group Bidik Bisnis Agrowisata
Sementara itu, untuk daging durian yang digunakan untuk dipadukan sendiri. Dalam perhari selama masa trial ini, setidaknya ia membelah 5 sampai 6 durian dengan berbagai varian ukuran.
Alasannya, tidak menyetok daging durian untuk kopinya sendiri agar menjaga kualitas rasa dari kopi montong sendiri.
Dalam resep yang digunakan setidaknya takarannya sama dengan Kopi pada umumnya, tapi untuk duriannya kurang lebih 1 sloki atau gelas kecil.
Miliki rasa serta aroma Durian yang cukup kuat, setidaknya aroma dan rasa kopi hitam mayang blend asli tidak langsung tergantikan. Justru, takaran daging durian yang seimbang membuat secangkir kopi hitam ini terasa creamy, lembut, gurih.
Salah satu barista kopi montong, Marsha menyampaikan, rasa kopinya masih terjaga dan tidak tersaingi oleh duriannya karena memang takaran yang pas.
“Memang terasa seperti memakai krimer, karena ada gurihnya. Tapi, itu rasa dari duriannya sendiri yang memang creamy, dan kita pun memberi pilihan untuk konsumen mengaduk sendiri daging durian ke dalam cangkir kopinya sesuai selera,” beber Marsha.
Untuk harga sendiri, dalam 1 cangkir kaleng tradisional tempo doeloe Ahmad membandrol dengan cukup murah yaitu kisaran Rp20 ribu yang dapat dipesan dan dibeli pengunjung menggunakan uang yang telah ditukar dengan koin kopi montong sejumlah kelipatan Rp5 ribu, Rp10 ribu, dan Rp20 ribu. (Sarrah/Job/FC).
Discussion about this post