KAB. CIREBON, (FC).- Pemerintah Desa (Pemdes) Kertawinangun, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon membantah soal beredar kabar bahwa pihaknya dianggap abai dan tidak memberi perhatian terhadap keberlangsunganya acara prosesi ritual pengangkatan Buyut Kayu Perbatang yang akan digelar pada 23 September 2024 mendatang. Hal itu disampaikan Kuwu Desa Kertawinangun, Dedi.
Menurut Dedi, prosesi atau ritual pengangkatan Buyut Kayu Perbatang dari dasar balong di Situs Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya ini merupakan tradisi yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 19 Maulid atau 19 Rabiulawal. Tradisi ini juga dilaksanakan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan sudah masuk ke agenda rangkaian sedekah bumi Pemdes Kertawinangun.
“Setiap tanggal 19 Maulid atau 19 Rabiulawal, kami dari Pemdes Kertawinangun selalu hadir dan support terus terhadap kegiatan Situs Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya ketika melaksanakan acara ritual seperti biasa. Yaitu pengangkatan Buyut Kayu Perbatang,” kata Dedi saat ditemui Fajar Cirebon di ruangannya, Selasa (10/9).
Sebelum dilakukan pengangkatan Buyut Kayu Perbatang dari dasar balong, kata Dedi biasanya ada beberapa prosesi yang dilakukan. Mulai dari pembacaan salawat, doa, hingga melantukan kidung (cerita babad buyut kayu perbatang). Selain itu, sebelum batang kayu diangkat, ada juga muazin yang mengumandangkan azan.
Setelah diangkat, Buyut Kayu Perbatang kemudian dimandikan atau disucikan dengan cara disiram dengan menggunakan air. Setelah prosesi ini selesai, batang kayu yang dikeramatkan itu pun kemudian ditutup kain kafan dan ditaburi dengan bunga-bunga.
“Nanti Buyut Kayu Perbatang ini kita turunkan kembali ke dalam balong keramat jam 9 malam. Prosesinya sama seperti saat pengangkatan dan sebelum itu kita adakan kirab benda pusaka terlebih dahulu yang di mulai dari balaidesa hingga ke lokasi,” kata Dedi.
Lanjut Dedi, sebelum melakukan prosesi penurunan Buyut Kayu Perbatang ke dasar kolam, acara akan lebih dulu diisi dengan kegiatan kirab atau arak-arakan. Dalam arak-arakan itu, akan ada berbagai benda pusaka yang dibawa, sekaligus penampilan kreasi ogoh – ogoh dari kelompok warga untuk keliling desa.
“Jam 7 malam nantinya kita adakan kirab pusaka. Di mana pusaka-pusaka ini peninggalannya Pangeran Cakrabuana dan Peninggalan Pangeran Mancur Jaya. Pusaka-pusaka ini akan diarak nanti malam bersama dengan kreasi ogoh – ogoh,” katanya.
Dedi menambahkan, pihaknya saat ini tengah intens berkomunikasi dengan stakeholder yang ada baik tingkat kecamatan maupun di Pemkab Cirebon, terkait status tanah yang ada di sekitaran balong keramat Buyut Kayu Perbatang, karena status kepemilikanya masih pribadi.
“Untuk pengembangan makanya kami sudah berkomunikasi sesuai dengan pemetaan dari wilayah, kami sudah berkoordinasi dari pihak – pihak yang mempunyai tanah alhamdulillah berencana akan mewakafkan,” ujarnya.
Tujuan itu, menurutnya bagian dari bentuk kepedulian pemdes agar warisan situs cagar budaya dari leluhur akan terus terawat sehingga anak cucu terus mengenalnya. “Setiap tahun kita sisihkan dari anggaran yang ada untuk perawatan situs, termasuk acara ritual adat yang di selenggarakan setiap tahun,” pungkasnya. (Johan)