KAB. CIREBON, (FC).- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat telah menetapkan lima Warisan Budaya Takbenda (WBTb) yang ada di Kabupaten Cirebon.
Kelima WBTB tersebut di antaranya Adus Sumur Pitu, Memayu Buyut Trusmi, Muludan Tuk, Pengantin Tebu Cirebon dan Syawalan Gunungjati.
Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cirebon, Sumarno mengatakan, awalnya tahun 2024 lalu, pihaknya telah mengusulkan lima kebudayaan yang ada di wilayahnya.
Kini kelimanya sudah ditetapkan WBTB oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Tahun kemarin (2024,-red) sudah diajukan, dan tahun sekarang sudah ditetapkan oleh Pemprov Jabar menjadi WBTB. Tinggal tingkat nasionalnya,” katanya, Rabu (15/1).
Sementara, kata Sumarno, WBTb yang sudah ditetapkan secara nasional ada 13 kabudayaan Cirebon di antaranya, Tari Topeng, Sintren, Lukis Kaca, Gembyung, Tarling, Getak Winangun, Angklung Bungko, Goong Renteng, Brai, Krupuk Mlarat, Sega Jamblang, Empal Gentong dan Nadran.
“Jadi masih ada lima lagi yang belum ditetapkan secara nasional. Kalau semuanya ditetapkan berarti ada 18 kebudayaan Cirebon yang sudah ditetapkan secara nasional,” katanya.
Selain itu, lanjut Sumarno untuk Cagar Budaya sendiri ada Pabrik Gula Karangsuwung, Masjid Gamel, Kantor Kawedanan Lemahabang. “Untuk Masjid Gamel itu rupanya salah satu masjid tertua di Cirebon, sehingga itu masuk Cagar Budaya,” katanya.
Lebih lanjut, Sumarno mengatakan, untuk Objek yang Diduga Cagar Budaya (ODCB) di Kabupaten Cirebon ada 591 yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Cirebon.
Sehingga pihaknya meminta kepada masyarakat maupun investor untuk meminta pendampingan ketika melakukan pembangunan. Pasalnya masih banyak ODCB yang ada di Kabupaten Cirebon.
“Pembangunan harus melibatkan kami (Disbudpar,-red) agar yang dibangun bukan cagar budaya. Kita juga akan melibatkan tim cagar budaya karena mereka yang mengetahuinya,” katanya.
Masih dikatakan Sumarno, untuk syarat menjadi cagar budaya adalah umur bangunan dan sejenisnya harus lebih dari 50 tahun. “Ternyata kita banyak peninggalan bersejarah,” pungkasnya. (Ghofar)
Discussion about this post