MAJALENGKA, (FC).- Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Jecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka langsung turun tangan melakukan pembersihan terhadap relief sejarah Talaga Manggung di Alun-alun Talaga yang dipenuhi coretan bekas aksi vandalisme, Rabu (26/7). Kegiatan ini dipimpin langsung Camat Talaga Mochammad Shoddiq diikuti anggota Polsek-Koramil Talaga dan Pemerintah Desa (Pemdes) Talaga Kulon.
Camat Shoddiq mengatakan, kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut atau respon cepat aksi vandalisme yang dilakukan oleh orang tak bertanggung jawab. Bersama unsur Polsek-Koramil Talaga dan Pemdes Talaga Kulon, pihaknya membersihkan coretan yang sangat menggangu pemandangan tersebut.
“Ini berawal dari aksi vandalisme, kemudian kami beraksi cepat pada hari ini, siang ini kita berada di kawasan Alun-alun Talaga, untuk membersihkan coretan-coretan yang dilakukan orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” ujar Shoddiq, Rabu (26/7).
Selain turun tangan langsung membersihkan coretan, Muspika Talaga juga ingin memperlihatkan kepada masyarakat bahwasanya Alun-alun Talaga harus bersih dari orang yang tak bertanggung jawab. Melestarikan dan memelihara Alun-alun Talaga menjadi tempat yang nyaman dikunjungi juga harus diperhatikan.
“Ini adalah sebuah reaksi kita untuk memperlihatkan bahwa kita memang melestarikan dan memelihara bagaimana Alun-alun Talaga ini merupakan tempat yang nyaman dikunjungi,” ucapnya.
Shoddiq pun mengimbau agar masyarakat, khususnya yang mengunjungi Alun-alun Talaga untuk tidak melakukan tindakan tak terpuji seperti mencorat-coret cagar budaya.
Jadikan tempat ini menjadi tempat yang aman, nyaman dan bersih untuk ditempati sebagai tempat peristirahatan atau wisata ruang publik yang murah meriah.
Sebelumnya, aksi vandalisme itu dikecam oleh Pegiat Sejarah yang tergabung dalam Group Madjalengka Baheula (Grumala) Majalengka.
Ketua Grumala Majalengka, Nana Rohmana menyayangkan aksi vandalisme yang diduga dilakukan oleh para pelajar itu. Ia menduga, masih kurangnya pendidikan perihal sejarah lokal yang ada di Majalengka, membuat para pelajar tega mencorat-coret relief yang menceritakan sejarah Talaga Manggung tersebut.
“Relief Sejarah Talaga Manggung itu kan menceritakan perjalanan sejarah Talaga sebagai salah satu kerajaan yang berpengaruh di zaman Pajajaran, Talaga juga menjadi bagian sejarah Majalengka.”
“Tentunya sangat mengecam dan disayangkan jika terjadi vandalisme oleh anak-anak sekolah, mungkin akibat kurangnya penjelasan dan pendidikan akan sejarah lokal Majalengka,” ujar Naro, sapaan akrabnya.
Diberitakan sebelumnya, beredar unggahan foto aksi vandalisme di Alun-alun Talaga, Kabupaten Majalengka mendadak menuai sorotan publik. Pasalnya, latar yang menjadi lokasi vandalisme itu merupakan relief sejarah Talaga Manggung yang sengaja di buat di ruang publik.
Aksi vandalisme itu diunggah dalam akun media sosial Instagram @besoksenin.co pada Minggu (23/7).
Corat-coret itu hampir mengisi semua ruang relief tersebut. Mirisnya, banyak tulisan yang berisi identitas nama sejumlah sekolah. Ada juga tulisan nama sebuah komunitas, nama akun media sosial yang diduga ditulis sendiri oleh pelaku dan tulisan-tulisan lainnya.
Sontak aksi vandalisme oleh orang yang tak bertanggung jawab itu menuai komentar beragam oleh warganet.
Kebanyakan warganet berkomentar negatif yang menyoroti aksi tak terpuji tersebut.
“Kelakuan anak⊃2; ngompreng sih ini, norak,” tulis akun @tarisaafy_.
“Ngerakeun maraneh mah, kampungan. Diberean fasilitas kalah di rurusak! (Malu-maluin kalian mah, kampungan. Dikasih fasilitas malah dirusak),” tulis akun @heylunnn.
“Norak abis,” tulis akun @ceprangga_.
“Kurang berpendidikan, SDM rendah dipamerin,” tulis akun @irfanbadri. (Munadi)
Discussion about this post