KAB. CIREBON (FC).- Kisruh pembongkaran makam diduga palsu yang berada di petilasan Ki Gede Suropati, Desa Tegalgubug, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon membuat warga sekitar dan peziarah asal Jakarta berseteru.
Hal tersebut terjadi lantaran kedua belah pihak telah menerima informasi dari seorang tokoh Agama Gus Dalhar bahwa ada dua makam yang berada di lokasi petilasan tersebut tidak ada isinya dan akan menjadi makam ba’alawi atau kelompok yang mengklaim memiliki hubungan darah atau sanad langsung dengan Nabi Muhammad SAW.
Masyarakat Desa Tegalgubug menilai, klaim Ba’alawi ini diduga membelokkan sejarah leluhur Desa Tegalgubug.
Meski demikian, perseteruan tersebut berakhir damai setelah kedua belah pihak beserta Gus Dalhar dipertemukan dan saling memberikan klarifikasi dihadapan para tokoh ulama setempat.
Ali Fiksi, salah satu tokoh masyarakat mengatakan, kesalahpahaman tersebut bermula ketika dirinya mendapatkan informasi dari Gus Dalhar yang mengatakan bahwa dua makam yang berada di petilasan Ki Gede Suropati itu adalah makam palsu (tidak ada jenazahnya,red).
Kemudian oleh Ali Fiksi diupload di facebook dengan tujuan untuk memberitahukan bahwa keberadaan seorang peziarah asal Jakarta yang telah membuat makam diduga palsu itu dianggap telah meresahkan lalu kedua makam itu dibongkar.
Namun belakangan banyak warga yang memprotes dan menyebutkan bahwa kedua makam itu sudah ada sejak dulu sebelum petilasan direnovasi dan dipastikan ada isinya (jenazahnya, red).
“Saat pendopo utama direnovasi pada 2019, ada seorang peziarah yang datang kesini dan memberikan bantuan berupa renovasi bangunan tempat petilasan. Dari situ isu makam palsu mencuat dengan mengaku makam ba’alawi yang sengaja diklaim oleh salah satu peziarah asal jakarta,” kata Ali Fiksi kepada FC. Senin (20/1).
Sementara itu, H.Ali Said peziarah asal Jakarta yang dituduh sebagai aktor yang akan mem ba’alawikan makam tersebut membantah.
Dia mengaku bahwa dirinya rutin berziarah ke Ki Gede Suropati seminggu sekali murni karena ziarah tidak ada maksud lain.
Bahkan dirinya mengaku, saking cintanya dengan petilasan ini, beberapa bangunan yang sudah tidak layak pun telah direnovasi oleh dirinya.
Pihaknya merasa dicemarkan nama baiknya dan disebut-sebut dalam unggahan yang dilakukan Ali Fiksi.
“Saya jadi korban atas informasi yang tidak benar itu. Bahkan hingga terjadi konflik dengan warga sekitar. Padahal tidak ada niat tujuan saya kesana, murni saya kesini hanya ingin berziarah tidak ada maksud lain dan yang aneh-aneh,” ujar Ali Said.
Setelah melakukan upaya pendekatan kekeluargaan akhirnya kedua belah pihak bersepakat untuk berdamai dan tidak melanjutkan kasus ini ke ranah hukum.
Diketahui kedua makam itu dibongkar pada Rabu 8 Januari 2025 lalu. Namun demikian, asal usul makam itu masih belum diketahui.
Sebagian warga menyebut bahwa kedua makam itu merupakan leluhur yang dari dulu sudah ada sejak Desa Tegalgubug berdiri.
Deni warga setempat mengatakan banyak sekali peziarah yang datang dari luar kota.
Bahkan tak jarang peziarah yang cuma -cuma memberikan bantuan berupa pembangunan maupun sarana dan fasilitas.
Ini kejadian pembongkaran makam kali ketiga karena konflik asal muasal makam tersebut.
“Hasil kesepakatan tadi makam yang di bongkar itu akan dilakukan pemasangan batu nisan kembali hanya sebatas penanda bahwa itu makam asli namun secara identitas asal usul sejarahnya masih belum diketahui,yang jelas itu masih leluhur desa tegalgubug,” katanya
Sekadar diketahui, Ki Gede Suropati adalah pendiri sekaligus terbentuknya nama Tegalgubug yang terjadi sekitar tahun 1489.
Setelah terbentuk sebuah nama pedukuhan atau perkampungan Tegalgubug kemudian Ki Suropati melanjutkan misinya untuk menyebarkan agama Islam di pedukuhan baru tersebut.
Hingga sekarang Situs Ki Gede Suropati banyak dikunjungi orang dari berbagai penjuru daerah.
Lokasinya terletak di Desa Tegalgubug, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon dan berdiri di tanah seluas 600 meter.(Johan)
Discussion about this post