KAB. CIREBON, (FC).- Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Tunas Kencana Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) bertujuan untuk melaporkan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas tahun buku 2022 dan membahas serta menetapkan rencana kerja, rencana anggaran, pendapatan dan pembiayaan (RAPP) tahun buku 2023. Demikian diungkapan Ketua KPRI Tunas Kencana, Husein Fauzan dalam Laporan Pertanggungjawaban Pengurus pada RAT di Aula DPPKBP3A Kabupaten Cirebon Rabu (18/1).
RAT dihadiri seluruh anggota, segenap pengurus, pengawas, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Cirebon, Pengurus Dekopinda, Kepala Dinas PPKBP3A selaku penasehat.
Dalam penyampaian gambaran umum, Fauzan menjelaskan bahwa anggota KPRI Tunas Kencana kini berjumlah 116 orang, memiliki unit usaha simpan pinjam, warung serba ada (waserda), jasa, kredit roda dua (motor) dan roda empat (mobil), serta foto copy atau penjilidan. Di samping itu melayani pula PPOB (Payment Point Online Banking) yang meliputi pembayaran rekening listrik/pelayanan isi ulang listrik (token), telepon, cicilan kredit roda dua dan empat, isi ulang pulsa pra bayar dan pasca bayar, tiket kereta api, TV kabel (TV berbayar), pajak kendaraan dan PBB, PDAM, transfer uang, dan lain-lain, sebagai salah satu ciri koperasi modern.
Dikatakan Fauzan, bahwa unit simpan pinjam dapat melayani pinjaman anggota sampai Rp 150.000.000 jangka waktu 72 bulan, dengan jasa satu persen menurun. “Ini sungguh luar biasa, karena di Kabupaten Cirebon, KPRI yang pinjamannya sebesar itu dengan jasa yang sangat-sangat ringan, bisa dihitung dengan jari. Bahkan mungkin tidak ada,” kata Fauzan bangga.
Kewajiban bulanan anggota, lanjut Fauzan, adalah simpanan pokok Rp300 ribu, simpanan wajib Rp250 ribu per bulan serta dana sosial Rp30 ribu, di samping membayar cicilan kewajiban bagi yang punya pinjaman, baik uang maupun barang. Sedangkan khusus bagi anggota baru diwajibkan membayar uang penyetaraan sebesar Rp3 juta yang akan menjadi milik institusi koperasi.
Yang langka, unik, dan mungkin tidak ditemukan pada RAT koperasi lain, tapi ada pada koperasi Tunas Kencana adalah setiap anggota, di samping mendapatkan sisa hasil usaha (SHU), pengurus juga memberikan uang duduk sebesar Rp1 juta plus transport Rp300 ribu. Jadi, bagi anggota yang hadir RAT, akan mendapatkan total Rp1,3 juta. “Saya yakin di Kabupaten Cirebon bahkan di Indonesia belum ada koperasi pegawai (KPRI) yang memberikan uang duduk dan transport sebesar itu bagi para anggotanya,” beber Fauzan.
Di samping itu, tambah Fauzan, pengurus juga menyediakan doorprize sebesar Rp20 juta yang diberikan dalam bentuk barang dan uang. Doorprize tertinggi dalam bentuk uang sebesar Rp3 juta dan terendah Rp500 ribu, sementara dalam bentuk paket barang adalah Rp250 ribu yang isinya sembako.
Tahun buku 2022 anggaran beasiswa terserap Rp10 juta diperuntukkan bagi putra putri anggota KPRI Tunas Kencana yang berprestasi (rangking 1 sampai 5) di kelasnya. Program lainnya, lanjut Fauzan, selain tabungan haji atau pinjaman untuk mendapatkan waiting list bagi calon Haji, juga memberikan fasilitas pinjaman perjalanan Umroh. Masih banyak lagi program lainnya seperti pemberian santunan bagi anggota yang sakit dan meninggal dunia, pendidikan dan pelatihan perkoperasian bagi anggota dan pengurus, pemberian kadeudeuh bagi yang purna karya.
Tahun buku 2022, kekayaan KPRI Tunas Kencana sekitar Rp4,3 miliar. Dari jumlah itu modal sendiri yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, pemupukan modal, modal equitas, SHU tahun berjalan berjumlah sekitar Rp3,5 miliar. “Dari kekayaan yang dikelola melalui berbagai jenis usaha, SHU tahun ini tercapai 123 persen atau sekitar Rp51 juta dari target sekitar Rp41 juta,” ungkap Fauzan mengakhiri paparannya.
Dalam arahannya Kepala DPPKBP3A, Hj Eni Suhaeni mengatakan, bahwa RAT bagi sebuah koperasi merupakan hal yang mutlak harus dilaksanakan, karena RAT merupakan sendi utama dalam menggerakkan koperasi. Selain itu, RAT juga sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi dalam koperasi, yang menyatakan bahwa kekuatan utama organisasi koperasi adalah pada anggota.
Dikatakan Eni bahwa perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia kini tengah berada pada era revolusi industri 4.0, menjelang era 5.0, yang antara lain menekankan pada pola digital economy. Oleh karena itu, untuk menyesuaikan dengan teknologi yang semakin canggih memasuki era revolusi industry hendaknya koperasi mempertimbangkan untuk menciptakan perubahan yang besar pada bisnis koperasi. “Digitalisasi koperasi antara lain dengan penggunaan aplikasi pencatatan keuangan dan bisnis yang efisien dan teruji perlu segera diterapkan,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Dadang Suhendra mengatakan, bahwa RAT mempunyai arti yang sangat strategis dalam pengembangan koperasi kearah yang lebih baik, karena dalam rapat anggota tahunan ini, akan dibahas laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas, serta rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan biaya koperasi. “Pertanggungjawaban ini penting dilakukan untuk mengukur kinerja pengurus dan pengawas serta mengevaluasi seluruh program kegiatan, agar kinerja koperasi dapat diperbaiki dan lebih disempurnakan lagi,” ungkapnya.
Sementara itu Pengurus Dekopinda Kabupaten Cirebon, Tatang Suwardi dalam sambutannya mengatakan, bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, koperasi dituntut untuk menyesuaikan dengan perkembangan tersebut. Oleh karena itu, ke depan Koperasi Tunas Kencana sudah harus memanfaatkan teknologi digital dengan menggunakan platform e-commerce, aplikasi retail online dan pengembangan aplikasi bisnis lainnya, yang akan terintegrasi melalui jaringan ke berbagai institusi baik pemerintah maupun institusi bisnis, sehingga perkembangan koperasi dapat menyesuaikan diri dan bertahan di era teknologi seperti sekarang ini.
“Koperasi dituntut untuk berubah menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Apabila tidak, maka koperasi akan ketinggalan dan tergerus perkembangan tersebut,” ujar Tatang.
Ketua Pengawas KPRI Tunas Kencana, Kustriyanto yang juga selaku Panitia Pemilihan Ketua Pengurus RAT kali ini mengatakan, bahwa RAT kali ini agak berbeda dengan RAT pada biasanya, karena kepengurusan periode 2018-2023 telah habis masa baktinya, sehingga perlu dilakukan pemilihan ketua pengurus yang baru periode 2023-2028. Dalam penjaringan calon ketua pengurus, Husein Fauzan mendapatkan dukungan mayoritas dari anggota, oleh karena itu forum menetapkan Husein Fauzan sebagai Ketua KPRI Tunas Kencana masa bakti 2023- 2028. (rls)
Discussion about this post