KUNINGAN, (FC).- Pro dan kontra terkait wacana perubahan status Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) menjadi Taman Hutan Rakyat (Tahura) yang awalnya digulirkan oleh beberapa anggota DPRD Kuningan ditanggapi oleh Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Kuningan, H Dede Ismail
Menurut Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Kuningan yang biasa dipanggil Deis ini, wacana perubahan TNGC menjadi Tahura sebaiknya dipertimbangkan kembali. Deis dengan tegas menyatakan ketidaksetujuannya atas wacana perubahan status ini (TNGC jadi Tahura).
“Penurunan status TNGC menjadi Tahura akan berakibat terganggunya ekosistem dan habitat alami Gunung Ciremai. Keberadaan TNGC untuk melindungi kekayaan hayati dan ekosistem Gunung Ciremai,” jelas Deis.
Lebih lanjut, Deis menjelaskan sudah lebih dari 16 tahun perubahan kawasan hutan Gunung Ciremai menjadi Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Untuk merubah TNGC jadi Tahura, tentunya butuh proses yang tidak mudah, karena TNGC berada di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
“Butuh proses hukum yang panjang yang harus ditempuh untuk merubah status TNGC jadi Tahura ini,” ujarnya.
Terkait, keberadaan TNGC yang dipandang kurang bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di Kaki Gunung Ciremai, Deis beranggapan bahwa manfaat keberadaan TNGC akan dirasakan dalam jangka waktu yang panjang. Keberadaan hutan di TNGC akan dirasakan bagi kehidupan warga sekitarnya.
“Kalau TNGC masih ada kekurangan, bukan berarti harus diganti dengan Tahura, mari kita kritisi dan kita diskusikan dengan duduk bersama, dan saya tegas menolak kalau TNGC harus berganti dengan Tahura,” tegas Deis. (bambang)
Discussion about this post