Tepat 1 Juli 2023 nanti Kepolisian Republik Indonesia memasuki usia ke 77, atau lebih dikenal dengan hari Bhayangkara.
Dalam sejarah, nama Bhayangkara merupakan nama pasukan yang ditugaskan menjaga keamanan raja dan kerajaan era majapahit, nama tersebut diberikan langsung oleh patih Gadjah Mada kala itu.
77 tahun silam, tanggal 1 juli merupakan tonggak bersejarah bagi kepolisian di Indonesia. Karena pada fase tersebut kepolisian Negara mulai menginjak fase baru dalam pertumbuhannya kearah penyempurnaan dalam susunan tata Negara Republik Indonesia dalam kedudukan sebagai instansi yang berdiri sendiri.
Saya tidak akan membedah sejarah tentang Polri, namun lebih memberikan sebuah harapan besar terhadap Polri untuk menjaga kondusifitas sekaligus menyejukan masyarakat saat ini yang jenuh dengan hiruk pikuk peseteruan dan penyebaran kebencian.
Kali ini ingin membedah Angka 77 pada usia Polri. Angka itu sering dikaitkan dengan kebebasan pribadi, petualangan, sesuailitas, introspeksi dan kepercayaan besar terhadap intuisi sendiri. Dan angka itu dipercaya dapat mendatangkan banyak kesempatan baru, baik dalam karier ataupun hubungan social.
Kemudian, dalam sebuah penelitian Al Quran mengamati ada sebuah sistem integral dalam Alquran yang terkait dengan angka 7. Angka ini merupakan angka yang bersaksi atas ke- Esa – an Allah SWT.
Angka 7 adalah angka yang pertama kali disebutkan di dalam al Quran, dan terdapat tujuh ayat dalam al-Quran yang menjelaskan tentang penciptaan langit.
Dalam surah al-Baqarah ayat ke-29 menyebutkan: “Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya 7 langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Rasulullah banyak menyebutkan angka 7 dalam beberapa haditsnya, seperti misalnya: “Aku datang untuk menjelaskan lailatul qadar kepada kalian, namun fulan dan fulan saling berdebat sehingga akhirnya diangkat (lailatul qadar), dan semoga menjadi lebih baik buat kalian, maka dapatkanlah (lailatul qadar) pada hari ketujuh, enam, dan lima”. (HR. Bukhari).
Angka 7 pun digunakan Allah sebagai perumpamaan dalam sedekah. Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang diminta karena Allah, lalu memberi maka tujuh puluh kebaikan ditulis untuknya.” (HR. Baihaqi).
Ketika seorang sahabat meminta beliau menjelaskan rentang waktu untuk mengkatamkan al-Quran, Rasulullah bersabda: “Khatamkan al-Quran setiap 7 hari dan jangan lebih cepat dari itu”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Disamping itu, arti angka 7 menurut fengshui mengkategorikan angka 7 ini menjadi salah satu angka yang bisa membawa keberuntungan. Angka Ganjil memiliki mitos dalam kehidupan bangsa. Dimanapun angka ganjil itu berada akan lebih banyak bermakna baik dibanding angka genap. Banyak kepercayaan baik itu yang beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha, atau Khong Khu Chu hampir semua agama memiliki hitungan dengan menggunakan angka ganjil.
Banyak orang yang memfavoritkan angka 7 disebut memiliki keberuntungan dalam banyak hal. Termasuk spiritual, kecerdasan, analitik, fokus, dan ketajaman dalam berpikir. Mereka yang senang dengan angka ini juga senang belajar, intuitif, dan memiliki wawasan yang luas. Percaya atau tidak, angka 7 juga menunjukkan sifat bijak dari seseorang. Mereka lebih senang berkontemplasi, serius, berbudi, dan bersikap baik pada orang lain.
Berbagai referensi tentang angka 7 tadi, diharapkan menjadi penyemangat Polri untuk terus maju meraih kepercayaan penuh masyarakat, dimana tahun sebelumnya Polri mendapatkan musibah badai di internal tubuh Polri, dengan berbagai drama maupun perkara yang terjadi.
Selain itu bilangan berulang seperti angka 77 ini juga sering disebut sebagai angka maliakat, dan mengandung makna spiritual yang lebih besar dan pesan yang menunggu untuk didengarkan.
Karena Polri sendiri saat ini menjadi lembaga penegak hukum yang strategis bagi rakyat dan Negara, dimana memiliki kewenangan luas dan bersentuhan langsung dengan pelayanan dasar masyarakat, mulai keamanan, dan penegakan hukum. Karena fungsi ini baik buruknya kinerja polri berdampak luas di tengah kehidupan masyarakat.
Memasuki tahun tahun politik 2024 mendatang, Polri akan kembali di uji untuk tetap sebagai institusi yang Presisi untuk negeri, mewujudkan Pemilu Damai Menuju Indonesia Emas.
Meskipun eskalasi kerawanan politik dan keamanan dalam negeri terus meningkat pada tahun politik ini, berkaca dari sebelumnya media social dan kampanye sangat berpotensi menjadi area black campaign dan lebih parahnya jika ada bumbu suku, agama dan ras menjadi pemicu konflik baru.
Sekarang hingga akhir tahun 2024 mendatang menjadi perjalanan panjang Pemilu, butuh pundak Polri yang tangguh dan professional, karena disemua tahapan tidak terlewat melibatkan peran Polri, apalagi masa – masa rawan, dibutuhkan deteksi dini yang akurat dari Polri.
Kini di usia ke 77, Polri dihadapkan dengan tugas yang berat namun mulia untuk menyukseskan pesta demokrasi mendatang. Dengan terselesaikannya “kekacauan” internal, Polri makin solid, makin focus terhadap janji Presisi, serta berjalan pada jalur yang benar. Karena angka 77 bisa juga dimaknakan di jalur yang benar dalam kehidupan.
Oleh M. Ali Al Faruq
(Wartawan Fajar Cirebon)
Discussion about this post