KAB. CIREBON, (FC).- Sektor industri menjadi primadona investasi di kabupaten Cirebon. Dalam 5 tahun terakhir, sektor ini tumbuh masif dan mendominasi capaian investasi tahunan.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Cirebon, Dede Sudiono mengatakan, sektor industri masih menjadi tren investasi tahun 2023.
Secara keseluruhan total investasi di Kaabupaten Cirebon pada Januari-Oktober 2023 mencapai Rp2,1 triliun dari target Rp2,9 triliun
Angka tersebut merupakan total investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA).
Dari investasi ini menyerap 6.652 tenaga kerja Indonesia (TKI) dan 60 tenaga kerja asing (TKA).
“Secara keseluruhan sektor industri, trennya masih bagus seperti industri kulit dan alas kaki, industri karet dan plastik, industri kimia dan farmasi,” kata Dede kepada FC, Rabu (1/11).
Sampai dengan Triwulan III-2023, industri barang dari kulit dan alas kaki mancatatkan nilai investasi sebesar Rp69,1 miliar, kemudian industri karet dan plastik mencatatkan investasi Rp148,6 miliar.
Selain itu, industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain juga menunjukan tren investasi yang terus meningkat. Begitu juga industri tekstil.
Sektor lain yang juga menunjukan tren peningkatan investasi yaitu sektor perdagangan dan sektor perumahan.
Dede mengatakan, investasi sektor industri yang masuk ke kabupaten Cirebon adalah ekspansi atau pengembangan pabrik baru dari Jabodetabek.
“Kebanyakannya pengembangan, jadi dia sudah punya di daerah lain, tapi dikembangkan di sini,” kata Dede.
Beberapa faktor yang menjadi daya tarik investor menanamkan modalnya di kabupaten Cirebon antara lain harga tanah dan tenaga kerja (UMK) yang masih murah.
“Kalau untuk mengembangkan di daerah awal, kemungkinan harga tanah sudah makin tinggi, UKM nya sudah tinggi, sehingga cari ke daerah baru dengan akses yang mudah,” jelas Dede.
Kapupaten Cirebon sendiri memiliki kawasan zona industri yang dikonsentrasikan di wilayah timur kabupaten Cirebon.
Kawasan Peruntukan Industri (KPI) di wilayah timur Cirebon ini ditunjang kemudahan akses transportasi logistik karena dekat dengan Exit Tol Ciledug.
“Dengan akses yang mudah, dan harga tanah yang relatif lebih rendah, menjadi alasan mereka mengembangkan disini,” jelas Dede.
Untuk mengakomodir kebutuhan lahaan industri di masa mendatang, Pemkab Cirebon juga tengah merevisi Perda RTRW dengan menambah lahan KPI seluas 10.000 hektar.
“Kita menyampaikan ketersediaan lahan industri itu dilihat dari tata ruang, kita masih menunggu ketuk palu revisi tata ruang,” ungkap Dede.
Menurutnya, investasi sektor industri mengalami peningkatan masif dalam 5 tahun terakhir setelah adanya penetapan KPI di kawasan timur kabupaten Cirebon pada Perda RTRW.
“Sudah 5 tahun ini mulai masuk karena mereka (investor) tahu ada RTRW yang sekarang di wilayah timur ditetapkan menjadi zona industri,” jelas Dede. (Andriyana)