KOTA CIREBON, (FC).- Terbatasnya kuota anggaran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang diberikan pemerintah tak hanya berimbas kepada tertundanya akad kredit 1.000 unit rumah subsidi di Cirebon tahun 2019 lalu, tetapi juga berdampak kepada anjloknya realisasi penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi oleh perbankan.
Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Cabang Cirebon misalnya, mencatat penurunan realisasi penyaluran KPR Subsidi sampai 50 persen dibanding tahun sebelumnya akibat habisnya kuota FLPP di pertengahan tahun 2019.
Branch Manager BTN Syariah Cabang Cirebon, Mohammad Arasy mengatakan, penyaluran KPR tahun 2019 hanya terealisasi sebanyak 2.000 unit, turun 50 persen dibanding angka realisasi KPR tahun 2018 sebanyak 4.000 unit.
“Tahun 2019 kita hanya 2.000 unit karena di bulan Juli itu sudah tidak ada akad kredit karena kuotanya sudah habis,” kata Aras kepada FC, Rabu (6/2).
Dan di tahun 2020 ini, lanjut Aras, BTN Syariah hanya mendapatkan kuota FLPP sebanyak 400 unit yang sudah mulai diserap Februari ini. “Kami mulai proses di Februari ini, sampai sekarang sudah ada 75 unit yang mengajukan akad kredit,” ujarnya.
Sebagaimana disebutkan diatas, pengurus Real Estate Indonesia (REI) Komisariat Cirebon memperkirakan ada 1.000 unit rumah subsidi yang dibangun tahun 2019 tidak bisa diakad kreditkan.
Hal itu menyusul habisnya kuota rumah subsidi sejak Juli 2019, sehingga proses akad kredit harus tertunda.
Sementara di tahun 2020 ini, penyediaan kuota rumah subsidi yang telah dikeluarkan pemerintah jumlahnya sangat terbatas.
Ketua REI Cirebon, Gunadi memperkirakan jumlah kuota kredit pemilikan rumah menggunakan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (KPR FLPP) untuk wilayah III Cirebon akan habis di bulan April nanti. (andriyana)