SUMBER, (FC).- Banjir bandang yang terjadi di lima kecamatan di Kabupaten Cirebon, Jumat (17/1) malam WIB, menyebabkan jebolnya tanggul akibat meningkatnya debit air di Sungai Cipager yang berhulu di Wilayah Kabupaten Kuningan.
Berdasarkan pantauan FC di lapangan, dari sejumlah titik pemukiman warga yang lokasinya tak jauh dari aliran sungai Cipager terendam dan membuat aktivitas warga maupun kendaraan yang melintas lumpuh total hingga pukul 23.38 WIB.
Luapan air dari Sungai Cipager masih belum mengalami penurunan. Sebagian warga dari Blok Grewal, Desa Setu Wetan, dan Desa Gesik masih terus melakukan upaya dengan membuat tanggul darurat untuk mengurangi debit air yang masuk ke rumah.
Perangkat Desa Gesik, Emil mengatakan, debit air luapan Sungai Cipager mulai meningkat sejak pukul 19.00 WIB. Namun, hingga saat ini air tak kunjung surut dan menyebabkan sebagian warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Air datang itu seperti banjir bandang, diperparah dengan banyaknya material sampah yang menyangkut di Jembatan Greges hingga air meluber deras memasuki rumah-rumah warga” ujar Emil, Jumat (17/1) malam WIB.
Beberapa petugas keamanan dari TNI, Polri, BPBD dan Damkar Kabupaten Cirebon disiagakan di lokasi mulai dari Kelurahan Pejambon, Desa Palir, Astapada, Gesik, Dawuan, Batembat, dan Desa Setu Wetan. Untuk keselamatan bersama, pihak PLN pun telah memadamkan seluruh aliran listrik.
Sementara,dampak dari banjir tersebut membuat arus lalu lintas di jalur pantura tepatnya di Ir Juanda, Desa Batembat dan Jalan Ki Ageng Tapa mengalami kemacetan parah yang disebabkan oleh banyaknya warga yang menonton di atas jembatan. Hingga pukul 23.54 WIB, air terpantau mulai surut dan sejumlah warga mulai membersihkan sampah dan sisa lumpur dari banjir.
Sub Koordinator Kebencanaan Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda menjelaskan, saluran-saluran dan anak sungai tidak mampu menampung air kiriman dari Sungai Cipager.
.
“Ini karena wilayah hulu di Kuningan hujan lebat dengan durasi lama dan kebetulan wilayah Sumber sekitarnya juga hujan lebat dan lama. Sehingga sungai-sungai tidak dapat menampung debit air,” kata Juwanda melalui pesan singkatnya, Sabtu (18/1).
Menurutnya, delapan desa di lima kecamatan yang terdampak banjir yakni Desa Kondangasari Kecamatan Beber, Kelurahan Watubelah Kecamatan Sumber. Desa Megu Gede dan Desa Setu Wetan Kecamatan Weru, Desa Dawuan, Gesik, Desa Kemlaka Gede Kecamatan Tengahtani dan Desa Kecomberan, Kecamatan Talun.
Turun Langsung
Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya turun langsung meninjau lokasi yang terdampak banjir di Desa Gesik, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon pada Sabtu (18/1).
Kehadiran Pj Bupati Cirebon didampingi beberapa dinas terkait, sekaligus menyalurkan bantuan kepada para masyarakat yang terdampak banjir.
Pemerintah Kabupaten Cirebon tengah menyiapkan langkah konkret untuk menangani dampak banjir yang melanda di lima kecamatan dan delapan desa. Salah satunya dengan melakukan penanganan infrastruktur serta distribusi bantuan kepada warga terdampak.
Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, menyampaikan hal tersebut saat meninjau Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khairiyah di Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, yang terdampak banjir bandang pada Jumat (17/1) malam.
“Banjir ini berdampak pada lima kecamatan, yaitu Beber, Sumber, Weru, Tengah Tani, dan Talun, meliputi delapan desa dengan 2.430 jiwa terdampak dan 666 rumah yang terendam,” kata Wahyu, Sabtu (18/1).
Ia menjelaskan, bahwa air di sejumlah titik sudah mulai surut, seperti di Desa Dawuan. Namun, ada satu perumahan yang masih tergenang, sehingga dilakukan upaya penyedotan air.
“Insya Allah, setelah debit air sungai menurun, kami akan menuntaskan penanganan di area tersebut,” ujarnya.
Pemkab Cirebon juga telah mendistribusikan bantuan berupa makanan, air bersih, serta alat kebersihan kepada warga terdampak.
Selain itu, petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dikerahkan untuk membersihkan area banjir.
“Pembersihan di beberapa titik sudah melibatkan Damkar, sementara DLH menangani pengangkutan sampah. Alat kebersihan juga kami bagikan kepada masyarakat untuk membantu proses ini,” jelas Wahyu.
Di Ponpes Al-Khairiyah, banjir menyebabkan kerusakan pada pagar, kaca, dan tanggul penahan tanah (TPT) di tepi sungai.
Wahyu mengungkapkan, kerusakan TPT menjadi perhatian utama, karena berisiko bagi rumah di sekitarnya jika banjir kembali terjadi.
Selain itu, tercatat satu korban luka akibat terkena benda tajam saat membantu evakuasi. “Korban sudah mendapatkan perawatan dan kondisinya berangsur membaik,” tambahnya.
Pemkab Cirebon juga akan bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menyelesaikan masalah banjir secara menyeluruh.
“Kami akan berkoordinasi sesuai kewenangan masing-masing untuk menangani titik-titik yang membutuhkan perhatian,” tegasnya.
Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Sophi Zulfia, mengapresiasi langkah cepat Pemkab Cirebon dalam menangani banjir.
Ia juga mendorong koordinasi lebih lanjut dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk solusi jangka panjang.
“Ke depan, kami akan mencoba komunikasi lanjutan dengan pihak terkait untuk memperkuat upaya penanganan,” ujar Sophi.
PMI Beri Bantuan
Sementara itu, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Cirebon juga ikut turun langsung untuk memberikan bantuan kepada korban banjir, Sabtu (18/1).
Ketua PMI Kabupaten Cirebon, Hj. Rd. Sri Heviana mengatakan, pihaknya langsung memberikan bantuan kepada korban banjir setelah mengetahui adanya musibah banjir di Kabupaten Cirebon.
“Kami telah memberikan air bersih dan memberikan bantuan makanan kepada korban banjir. Ini wujud kepedulian kami terhadap warga yang terdampak banjir,” ujarnya.
Bahkan, Kementerian Sosial (Kemensos) bergerak ikut menangani bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Cirebon. Tak hanya menurunkan Taruna Siaga Bencana (Tagana), Kemensos juga menyalurkan bantuan logistik melalui lumbung sosial terdekat.
“Mulai kemarin, tim sudah bergerak membantu warga yang terdampak banjir dengan mengirimkan bantuan melalui beberapa gudang logistik,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/1).
Bantuan yang telah disalurkan Kemensos dari gudang logistik dinsos setempat terdiri dari 400 paket makanan siap saji, 1000 paket makanan anak, 50 lembar kasur, 5 unit tenda keluarga, 2 buah penjernih air, 100 lembar tenda gulung, 150 lembar selimut, 50 paket kids ware, dan 50 paket family kit dengan total nilai bantuan Rp179.099.750,-.
Selain itu, juga ada tambahan bantuan dari gudang pusat logistik Kemensos di Bekasi berupa 300 lembar kasur, 200 lembar selimut, 200 paket family kit, 200 paket kidware, 800 paket lauk pauk siap saji, 100 lembar tenda gulung, 200 paket makanan siap saji dengan nilai bantuan Rp401.149.000,-. Sehingga total bantuan untuk bencana banjir Kabupaten Cirebon mencapai Rp580.248.750. (F-15/F-18)
Discussion about this post