KAB. CIREBON, (FC).- Kondisi tanggul Sungai Cisanggarung yang melintasi Desa Kalibuntu Kecamatan Pabedilan, sudah menghantam tepi jalan Propvinsi Jawa Barat.
Bahkan nyaris terputus paska dihantam arus sungai yang sangat deras pada Sabtu (27/2).
Menurut tokoh masyarakat Cirebon Timur Abdul Kodir kepada FC Minggu (28/2), tebing Sungai Cisanggarung di Desa Kalibuntu yang posisinya berada tepat ditikungan sungai, sehingga sangat cepat tergerus.
Dikatakannya, tebing yang awalnya sekitar 20 meter dari jalan provinsi yang menghubungkan Kecamatan Ciledug menuju Losari, paska diserang arus gelombang sungai di musim penghujan tahun ini begitu cepat mengalami pengikisan.
“Setelah tiang pancang dititik tersebut roboh, terhitung hanya kirun waktu 3 kali serangan arus kini tebing sudah habis. Dan saat ini sudah sampai di badan jalan yang terbuat dari rabat beton. Bila jalan bukan terbuat dari rabat beton sangat dimungkinkan jalan sudah terputus,” ungkapnya.
Diakuinya, pernah ada upaya penanganan darurat dengan dibuatkan pagar dari kayu dan bambu sebagai penahan arus. Namun karena hantaman arus yang deras, maka penahan itu ambrol lagi.
Menurut Kodir, pemerintah pusat yang memiliki kewenangan mengatasi persoalan tersebut terkesan sibuk dengan persoalan banjir yang terjadi dimana-mana.
Sehingga tanggul kritis di desanya menjadi terabaikan hingga akhirnya kini sudah menghantam badan jalan dan nyaris terputus.
Kondisi ini, kata dia, sangat membahayakan bila seketika ada serangan arus sungai kembali, maka jalan akan mengalami longsor.
Dan tak bisa dibayangkan bila hal itu terjadi disaat ada kendaraan yang melintas diatasnya, karena jalur tersebut merupakan jalur utama Ciledug ke Losari.
“Kondisinya sudah sangat miris dan kritis, kini hanya separuh jalan yang bisa dilintasi, sementara sebagian badan jalan sudah diberi tanda police line,” tuturnya.
Kodir berharap agar BBWSCC yang berwenang menangani sungai ini bersama Dinas PUPR Provinsi Jawa Barat selaku penanggungjawab kewenangan pada jalan tersebut, hendaknya segera berkoordinasi mengambil langkah penanganan darurat terlebih dahulu.
Tujuannya agar lokasi tersebut menjadi aman dilintasi, bila membahayakan lebih baik untuk ditutup sementara.
“Solusinya harus segera dilakukan penanganan permanen segera mungkin, jangan sampai ada musibah dahulu baru dilakukan penanganan,” tandasnya. (Nawawi).
Discussion about this post