KOTA CIREBON, (FC).- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat menggandeng sinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengembangkan ekosistem ketahanan pangan terintegrasi atau yang disebut dengan Pangsi.
Sinergi ini dilakukan sebagai upaya penguatan sektor pertanian Jawa Barat seiring meningkatnya perhatian terhadap isu ketahanan pangan dan energi, baik nasional maupun global.
Isu ketahanan pangan dan energi telah mendorong terjadinya lonjakan inflasi beberapa negara di dunia.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar, Jefri Dwi Putra mengatakan, pengembangan ekosistem Pangsi melibatkan seluruh komponen masyarakat secara inklusif, yang dimulai dari masyarakat petani hingga melibatkan juga pondok-pondok pesantren.
Pengembangan dilakukan melalui implementasi digitalisasi secara end-to-end di sektor pertanian mulai dari tingkat produksi, pemasaran, hingga settlement pembayaran.
Hal tersebut diungkapkan Jefri saat menghadiri pembukaan Ciayumajakuning Entrepreneur Festival (CEF) 2022 di Grage Mall, Jumat (28/10), yang juga disiarkan langsung live streaming dari kanal Youtube Bank Indonesia Cirebon, seperti dikutip oleh FC pada Sabtu (29/10).
Melalui ekosistem Pangsi diharapkan akan tercipta swasembada pangan dan nendukung tercapainya ketahanan pangan melalui pemberdayaan masyarakat.
Juga mendorong sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru dan mendukung pengendalian inflasi yang terutama dipengaruhi oleh komoditas volatile food.
“Semua pengembangan ekonomi ini tentunya tidak terlepas dari pentingnya peran digitalisasi,” ungkap Jefri
Melihat literasi digitalisasi yang cukup baik dari masyarakat, BI Jabar mensinergikan Tim Percepatan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
“Tujuan pengembangan-pengembangan digitalisasi ini selalu dikaitkan dengan inflasi maupun ketahanan pangan dan lain-lain. Secara khusus Bank Indonesia mendorong kolaborasi dan ekosistem digital yang komperhensif secara end-to-end melalui wadah TP2DD,” ujarnya.
Sementara itu, upaya pengendalian inflasi pangan juga telah dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Cirebon bersinergi bersama TPID dan Pemkot Cirebon.
“Salah satu langkah upaya mengendalikan inflasi volatilefood adalah kita menggelorakan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan atau GNPIP,” ungkap Kepala BI Cirebon, Hestu Wibowo dalam sambutan pembukaan CEF 2022 tersebut.
Menurut Hestu, sejak pelaksanaannya awal Agustus lalu, program GNPIP terbukti efektif. Hal ini ditunjukan dengan deflasi sejumlah komoditas pangan pada infkasi Kota Cirebon September 2022.
“Tekanan inflasi volatilefood, atau bahan pangan strategis yang pada awal 2022 cukup resistant dalam menyumbang inflasi, baik pada tingkar nasional maupun Kota Cirebon, Alhamdulillah sudah relatif terkendali,” ujarnya.
Di wilayah Ciayumajakuning, gerakan GNPIP ini dilakukan melalui beberapa kegiatan, antara lain pemberian 8.700 bibit cabai kepada beberapa kelompok tani, pokja kelompok wanita tani (KWT) melibatkan TP PKK dengan konsep urban farming. (Andriyana)
Discussion about this post