KAB. CIREBON, (FC).- Jajaran Polresta Cirebon tidak akan mentolelir semua bentuk tindakan yang mengganggu kamtibmas atau tindakan yang masuk kualifikasi tindakan pidana dalam pelaksanaan pemilihan kuwu (Pilwu) serentak tahun 2023 ini.
Hal tersebut ditegaskan Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Arif Budiman di hadapan ratusan calon kuwu dalam kegiatan Deklarasi Damai Pilwu di BSU Bagas Raya, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Senin (25/9).
Menurut Kapolresta, para calon kuwu harus menjadi radiator atau pendingin bagi massa pendukungnya masing-masing. Bukan sebaliknya, menjadi “kompor” sehingga membuat situasi justru semakin memanas.
“Kami tidak akan mentolelir semua bentuk tindakan yang masuk kualifikasi tindak pidana,” ujar Arif.
Karena itu, ia meminta agar para calon kuwu melakukan kampanye positif dengan menyampaikan visi, misi, dan gagasan yang akan dilaksanakan saat terpilih menjadi kuwu nanti. Dengan kampanye positif, kata Arif, masyarakat atau calon pemilih akan mengetahui program-program yang disodorkan para calon kuwu. “Sehingga masyarakat lebih bisa melihat calon yang terbaik,” kata Arif.
Menurut Arif, secara tegas pihaknya melarang calon kuwu melakukan pola kampanye yang negatif. Yakni, kampanye yang menyampaikan aib dan kekurangan dari lawan politiknya.
Terlebih, sampai melakukan tindak kriminalitas. Ia menegaskan, pihaknya tidak akan mentolelir segala bentuk tindakan yang masuk kualifikasi tindak pidana yang dilakukan para calon kuwu.
Polresta Cirebon bakal melakukan tindakan tegas sesuai dengan hukum yang berlaku terhadap bentuk pelanggaran tersebut.
“Tentunya kampanye negatif tidak akan membuat kondusif. Kita juga tidak akan mentolelir tindak kriminalitas atau yang melanggar hukum,” tandasnya.
Arif meminta kepada para calon kuwu agar menjaga kesatuan dan kondusifitas serta menjaga para pendukungnya agar jangan sampai terpecahbelah.
“Calon kuwu harus jadi pendingin untuk massanya masing-masing. Jangan mau dikerahkan oleh relawan sendiri,” kata Arif.
Kombes Pol Arif Budiman juga mengimbau agar calon kuwu harus siap kalah dalam kontestasi Pilwu ini.
Hal itu agar kondusifitas bisa terjaga dan pelaksanaan Pilwu berjalan dengan lancar dan kondusif. “Semua harus siap kalah.
Kekalahan itu bukanlah akhir dari segalanya. Justru pada saat mengakui kekalahan dan secara ihlas menerima kekalahan, maka sejatinya telah menjadi teladan sebagai seorang negarawan di desa masing-masing,” terangnya. (Ghofar)
Discussion about this post