KAB. CIREBON, (FC).- Keberadaan Bandar Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka diharapkan mampu memberi efek peningkatan ekonomi dan pariwisata daerah.Untuk itu konsep pembangunan di Kabupaten Cirebon harus lebih maju.
Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon, H Moh. Luthfi, , Senin (12/2).
Menurutnya, akselerasi percepatan pembangunan itu tergantung inovasi pemangku kebijakan di daerah. Yang perlu dipertajam di Kabupaten Cirebon yakni hadirnya transportasi massal. Ia menambahkan, di Cirebon transportasi massal itu sangat dibutuhkan, yang terintegrasi dengan sejumlah wilayah, seperti Cirebon dan Indramayu.
“Artinya, keberadaan Bandara Kertajati harus mampu memberi efek bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pariwisata daerah,” kata Luthfi.
Ia menjelaskan, transportasi murah dapat menjadi indikator kemajuan daerah karena dapat meningkatkan aksesibilitas. Sehingga mampu mengurangi biaya logistik, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal melalui peningkatan mobilitas penduduk dan barang.
“Artinya salah satu indikator daerah maju itu adalah hadirnya transportasi masal yang murah. Dan hari ini, yang murah adalah KRL computer line,” kata Luthfi.
Menurut dia, hadirnya Bandara Internasional Kertajati di Majalengka ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh pemerintah Kabupaten Cirebon. Mau tidak mau, Kertajati ini sebagai pintu masuk perkembangan perekonomian di daerah tetangga. Salah satunya Cirebon.
“Kita harus manfaatkan itu (Kertajati, red), orang dari Singapura dari Cina mau investasi di Losari tinggal turun di Kertajati. Kalau ada KRL di Kertajati, yang melintas di Stasiun Jatibarang, Stasiun Arjawinangun dan Stasiun Cangkring, Losari sampai ke Tegal. Cirebon menjadi seksi dalam pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Gampangnya begini, kata Luthfi, orang dari Medan, ingin ke Gunungjati atau Trusmi, mereka tinggal turun di Kertajati, selanjutnya naik KRL turun di Cangkring, 1 km ke Gunungjati, satu kilo ke Trusmi.
“Untuk membuka ruang pertumbuhan ekonomi yang memberikan multi player efeect, salah satunya adalah kita harus bangun aksesibilitas nya,” ungkap Luthfi. Artinya, lanjut dia, transportasi massal adalah solusi transportasi yang efisien, mengurangi kemacetan, meningkatkan mobilitas penduduk, serta mendukung pembangunan berkelanjutan.
“Transportasi massal, seperti KRL, bisa melibatkan peningkatan konektivitas antar wilayah, pengurangan kemacetan, peningkatan efisiensi perjalanan, serta dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat setempat,” ungkapnya. (Suhanan)
Discussion about this post