KAB. CIREBON, (FC).- Meski telan biaya pembangunan mencapai Rp5.3 miliar, sarana dan prasarana (sarpras) pendukung kegiatan pertunjukan seni di Gedung Kesenian Rakyat (GKR) di Desa/Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon masih belum memadai. Hal tersebut di ungkapkan oleh Sekretaris Paguyuban Weringin Jajar, Heldi Novisetiadi saat menerima kunjungan ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon,Sophi Zulfia, Sabtu (4/1/2025).
Saat ditemui wartawan Fajar Cirebon, Heldi mengungkapkan bahwa Gedung Kesenian Rakyat Gegesik adalah salah satu fasilitas pemerintah daerah (pemda) yang sering digunakan masyarakat, untuk berlatih dan menampilkan berbagai pertunjukan seni.
“Gedung ini hampir setiap hari dikunjungi dan dipergunakan untuk berbagai kegiatan dan berlatih para anggota sanggar yang ada di Kecamatan Gegesik. Sayangnya, gedung yang menghabiskan biaya pembangunan 5.3 miliar ini tidak dilengkapi dengan sarana pertunjukan dan lainya,” ujar Heldi.
Heldi menyebut, selama berkegiatan di Gedung Kesenian Rakyat Gegesik selalu dalam kondisi terbatas. Hanya saja, kata Heldi, pihaknya tidak pernah lelah dalam membangkitkan anak-anak generasi penerus untuk belajar berkesenian.
“Saya berharap dengan adanya kunjungan dari Ibu Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Sophi Zulfia, supaya bisa memfasilitasi terkait masalah kekurangan yang ada di gedung kesenian. Salah satu contohnya, di sini masih belum ada lighting yang memadai untuk pertunjukan, kemudian sound system dan videotron untuk sarana informasi dan promosi,” tuturnya.
Gedung kesenian ini, lanjut Heldi akan lebih bermanfaat ketika mendapatkan dukungan penuh dari Pemkab Cirebon dan akan menjadi etalase wisata berbasis budaya di Kabupaten Cirebon. Selain wisata religi Gunung Jati, dan wisata belanja Batik Trusmi.
“Kita akan mempersiapkan event-event juga kayak mingguan, bulanan, dan tahunan. Agar wisatawan selain ke religi dan belanja bisa datang kesini sudah ada jadwal yang pasti termasuk penyebaran promosinya melalui videotron dan media sosial Diskominfo,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Sophi Zulfia Ketua DPRD Kabupaten Cirebon mengatakan, meskipun sudah memiliki gedung kesenian yang cukup kuat dan representatif, namun, Shopi mengaku masih banyak fasilitas pendukung kesenian yang belum memadai dan perlu diperhatikan.
“Saya tadi barusan datang kemudian melihat gedungnya, ya bagus, tapi pas masuk ini ternyata masih ada sarana dan prasarana yang belum lengkap. Untuk itu kita bersama-sama mengusulkan terkait program untuk sarana dan prasarana demi apa?, demi gedung kesenian ini agar bisa dimaksimalkan,” kata Shopi.
Shopi berharap gedung kesenian ini akan menjadi sarana untuk belajar terkait budaya khususnya para siswa SD, SMP dan SMA. Selain melengkapi sarana yang menjadi kebutuhan, kedepan pihaknya akan bersinergi dengan dinas – dinas terkait untuk mengembangkan gedung kesenian ini.
“Di depan ini kan harus ada videotron untuk keperluan iklan, jadi kita ini memberitahukan kepada masyarakat misalnya hari ini pertunjukan seni tari misalnya besok ada wayang gitu kan ada pemberitahuannya seperti itu jadi dengan adanya sinergi dari dinas-dinas itu, kita bisa maksimal,” ujarnya.
Untuk sarana prasarana, Shopi menyebut ada alat musiknya yang belum lengkap, kemudian kursi, sound sistem dan lighting.
“Tadi saya tanya belum ada kursinya. AC mungkin ya untuk melengkapi sarpras itu nanti kami anggarkan di tahun 2025,untuk nominal belum bisa di pastikan, nanti bisa tanyakan kepada pengelolaannya. Tapi programnya seperti itu,” pungkas Sophi.
Perlu diketahui, beberapa tahun lalu, Pemkab Cirebon menetapkan Kecamatan Gegesik sebagai kawasan seni. Alasan penetapan ini dikarenakan untuk melestarikan kesenian setempat yang sudah dikenal sejak lama. Di desa setempat terdapat banyak kesenian rakyat yang sudah dikenal. Seperti sintren, rudat, berokan dan wayang. Bahkan, sampai saat ini masih terus lestari. (Johan)
Discussion about this post