JAKARTA, (FC).- Pandemi COVID-19 telah melemahkan ekonomi global. Ditambah kegiatan ekspor-impor terhambat karena perubahan protokol dan regulasi tentang pembatasan.
Namun kondisi ini tidak boleh membuat hubungan Ethiopia dan Indonesia melemah, apalagi mengurangi semangat dalam memajukan ekonomi kedua negara, inilah momentum hubungah bilateral terus diperkuat.
Hal ini disampaikan Duta Besar Ethiopia untuk Indonesia, Prof. Adamasu Tsegaye di Webinar bertajuk Ethiopia-Indonesia Floriculture 2021, Selasa (26/1).
Ethiopia, kata Dubes Tsegaye memiliki rekam jejak yang kuat dalam menarik Foreign Direct Investment (FDI), dimana minat investor yang sangat tinggi menanamkan investasinya di negerinya.
“Indikator FDI bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang pesat, SDM yang mumpuni dan memiliki visi yang jelas untuk pembangunan,” ujar Dubes Tsegaye.
Dengan visi 2025, Ethiopia siap menjadi pusat manufaktur terkemuka di Afrika yang berimplikasi pada ragam sektor bisnis yang terus berkembang. Oleh sebab itu, investasi di negeri land of origin kian bersinar.
Berbagai perbaikan dan reformasi birokrasi di Ethiopia pun semakin mencuri perhatian dunia internasional.
Terbukti, Ethiopia menjadi salah satu negara Afrika dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, yakni 11% pertumbuhan rata-rata selama 13 tahun terakhir.
Lantas, investasi seperti apa yang tepat di Ethiopia, Dubes Tsegaye pun memaparkan 7 sektor bisnis yang memiliki investasi strategis.
Diantaranya: pengolahan pertanian, farmasi, tekstil, hortikultura, bahan kulit, wisata dan energi.

Pengolahan pertanian
Dubes Tsegaye mengakui bahwa pertanian merupakan sektor utama pertumbuhan ekonomi. Sektor ini menyumbang sekitar 45% ke PDB, menghasilkan 85% dari mata uang asing, mempekerjakan sekitar 83% dari populasi yang ada dan memiliki sumber utama bahan baku.
Dubes Tsegaye juga mengungkapkan berbagai macam tanaman dan bunga tumbuh dengan subur di negeri ini. Sumber air yang melimpah dengan 2 sungai besar dan 10 danau dan kisaran hujan sekitar 1200-2000 ml membuat negeri ini layaknya penggalan surga yang jatuh di bumi.
Keanekaragaman hayati berupa pusat sumber daya genetik yang sangat berguna untuk negara, kawasan dan dunia.
Ethiopia adalah pusat dari keanekaragaman tanaman, seperti gandum, sereal, sorgum, millet, tanaman minyak, kacang-kacangan, kopi arabika, teff, ensete dan lain-lain.
Hebatnya, Ethiopia memiliki pusat konservasi yang sangat baik seperti ragam jenis tanaman, spesies hutan dan mikroba. Negeri ini menjadi stok hewan ternak terbesar di Afrika dan ke-7 di dunia.
“49,3 juta sapi, 46,9 juta ruminansia kecil, 42,1 juta unggas dan 2,3 juta unta,” ungkap Dubes Tsegaye.
Pengolahan daging di Ethiopia memiliki potensi yang sangat besar, memiliki pasar daging yang bagus di Timur Tengah (UEA, Mesir, Arab Saudi dan Yaman) dan beberapa negara Afrika (Pantai Gading, Kongo Brazzaville), besarnya populasi ternak dan kondisi iklim yang mendukung membuat Ethiopia kian potensial untuk mengembangkan sektor produk susu.
Dalam 15 tahun terakhir, volume produk susu yang dihasilkan negeri ini meningkat tiga kali lipat. Kabarnya, pemerintah berupaya meningkatkan produksi saat ini.
Belum lagi, permintaan produk ayam cukup tinggi di negara ini. Tidak hanya susu, Ethiopia juga menjadi penghasil madu terbesar di Afrika dan kesepuluh di dunia.
Ethiopia sendiri menghasilkan berbagai biji wijen, yang dihargai tinggi di pasar internasional. Produksi wijen di negara itu meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.
Peningkatan ini memberikan peluang investasi yang besar bagi perusahaan kilang minyak kacang hijau, buncis, kacang polong dan tomat ditanam di hampir semua bagian Ethiopia.
Kondisi agro-ekologi dan tanah di Ethiopia tepat untuk produksi kentang, buah-buahan seperti alpukat, mangga, pepaya, pisang, nanas, apel, pir, dan rempah rempah.
Pemeliharaan bunga
Selain hortikultura, florikultura juga penyumbang terbesar perekonomian. Didukung dengan Iklim yang kondusif, ketersediaan lahan, paket insentif yang diberikan oleh pemerintah, semuanya berkontribusi pada keberhasilan pertumbuhan sektor florikultura dalam 14 tahun terakhir.
Ethiopia saat ini memiliki lebih dari 72 perkebunan bunga aktif. Negara ini menghasilkan berbagai macam bunga berkualitas tinggi. Ethiopia telah menjadi pengekspor bunga terbesar kedua di Afrika.
Ethiopia juga menduduki peringkat ke-5 eksportir bunga potong non-UE terbesar ke Belanda, Prancis, Jerman, Italia, Kanada, Norwegia, Swedia, Inggris, Timur Tengah, dan negara-negara UE lainnya.
Diakhir paparanya, Dubes Tsegaye kembali memastikan bahwa baik Ethiopia juga Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mendorong kemajuan negara.
“Kerjasama yang menguntungkan akan membawa kesejahteraan bagi rakyat, inilah yang kita harapakan dari virtual meeting yang sudah kami laksanakan kedua kalinya,” tukas Dubes Tsegaye. (red/rls)
Discussion about this post