KAB. CIREBON, (FC).- Kenaikan harga BBM juga menjadi pukulan telak bagi pengembang rumah subsidi.
Bagaimana tidak, sudah hampir 3 tahun ini harga rumah subsidi tak kunjung dinaikan oleh pemerintah. Sementara, harga material bangunan terus naik setiap tahunnya.
Kini, adanya kenaikan harga BBM Subsidi membuat pengembang menjerit. Beban produksi rumah subsidi dipastikan kian membengkak.
Menyikapi kondisi ini, kalangan pengembang rumah subsidi di Cirebon melalui asosiasi menyerukan dan mendesak pemerintah segera menaikan harga rumah subsidi.
Ketua Real Estate Indonesia (REI) Komisariat Cirebon, Gunadi mengatakan, jauh sebelum adanya kenaikan harga BBM ini, secara organisasi, REI Cirebon sudah mengajukan usulan kenaikan harga rumah subsidi ini, namun belum ada kejelasan.
“Beberapa bulan lalu, bahkan dari tahun-tahun sebelumnya kita sudah sudah sampaikan kepada kementerian, tapi sampai sekarang belum ada keputusan,” ujar Gunadi kepada FC, Selasa (6/9).
Saat ini, pengurus REI Cirebon kembali membuat analisa perubahan harga rumah subsidi akibat imbas kenaikan harga BBM Subsidi.
“Diharapkan minggu ini analisa kita sudah bisa diselesaikan dan kita kirimkan melalui DPD REI Jawa Barat. Mudah-mudahan nanti didukung oleh Komisariat-komisariat lain di luar Cirebon yang ada di DPD Jabar ini,” tukasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua REI Komisariat Cirebon, Teddy Wijaya berharap DPD REI Jawa Barat dapat menginstruksikan seluruh komisariat untuk membuat analisa perubahan akibat dampak kenaikan harga BBM ini.
Seperti diketahui, saat ini harga rumah subsidi masih menggunakan acuan harga 2019 yaitu sebesar Rp155.500.000. Belum diperoleh berapa angka perubahan harga yang akan diajukan REI Cirebon.
Namun idealnya, kata Teddy, harga rumah subsidi tahun 2022 adalah di kisaran Rp175 jutaan, dengan asumsi kenaikan 5 persen pertahun.
“Sudah 3 tahun harga tidak ada kenaikan. Jadi harusnya kenaikannya 15 persen dari harga sekarang Rp155,5 juta menjadi Rp175 jutaan,” ujar Teddy. (Andriyana)
Discussion about this post