KAB. CIREBON, (FC),- Pemerintah Desa Seuseupan Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk – Cisanggarung menyerahkan penggunaan sumur bor dalam yang telah dibangun di depan balai Desa Seuseupan 7 tahun lalu untuk dapat dimanfaatkan masyarakat Desa setempat.
Hal itu sangat penting karena akan bisa membantu warga manakala musim kemarau tiba dan sumur milik wargaengalami kekeringan.
Kuwu Desa Seuseupan Sukia menjelaskan, keberadaan sumur artesis atau sumur dalam yang lokasinya tepat di depan kantor balai desa sejak sekitar 7 tahun lalu dibangun, sampai saat ini masih belum menjadi solusi bagi masyarakat untuk mendapatkan sumber air bersih.
Pasalnya fasilitas tersebut belum dapat digunakan, karena pengelolaannya masih menjadi tanggungjawab BBWS Cimancis.
kondisi bangunan ruang pompa juga dikunci dan kuncinya dibawa oleh petugas BBWS Cimancis, dalam kondiai musim kemarau dan masyarakat Desa Seuseupan mengalami kekeringan yang seharusnya bisa dimanfaatkan, tetapi tidak bisa dimanfaatkan.
“Kalau kondisi sumur dalam teraebut sebenarnya masih jalan dengan baik, dan airnya juga bagus, bening dan bersih serta layak konsumsi, terakhir dilakukan pengetesan sekitar 2 bulan lalu oleh petugas BBWS Cimancis, namun setelah itu dikunci kembali, “jelasnya.
Dijelaskan Kuwu Sukia, di Desa yang dipimpinnya ada setidaknya 2.600 jiwa dari sekitar 700 KK, yang saat ini sedang mengalami sulitnya mendapatkan air bersih. kondisi itu terjadi setiap tahun ketika musim kemarau datang dan berlangsung sudah puluhan tahun.
Surat permohonan penyerahan pemanfaatan sumur artesis dari BBWS Cimancis kepada Pemdes Seuseupan sudah beberapa kali dilayangkan, namun tak kunjung direspon oleh pihak BBWS Cimancis.
“Padahal kalau sumur artesis ini bila bisa diserahlan kepada Pemdes akan dapat membantu mengurangi penderitaan masyarakat yang saat ini susah mendapatkan kebutuhan air bersih layak konsumsi,”paparnya.
Lanjut Kuwu Sukia, Pemdes bukanya tinggal diam, atau tidak berupaya mencari solusi, namun apa yang sudah dilakukanya Pemdes dengan melayangkan proposal pengajuan program Pamsimas, kenyataannya tidak membuahkan hasil.
Padahal setidaknya untuk menghindari masyarakat kesusahan mendapatkan air bersih untuk sekitar 700 KK di desanya, dibutuhkan minimal ada 2 Pamsimas.
Pernah ada tim survai dari program Pamsimas datang melakukan penelitian untuk realisasi program, namun tiba-tiba menolak dwngan alasan kandungan air di desanya rasanya payau.
“Kami berharap, tim harus meninjau ulang kondisi desa kami, kenyataannya sumur artesis milik BBWS Cimamcis airnya bagus, bersih dan layak untuk minum, saya kira hanya soal titik lokasinya aaja kalau memang penelitian awal belum ketemu untuk ririk sumur dalam tersebut, “pungkasnya (Nawawi).
Discussion about this post