KAB. CIREBON, (FC).- Masih ingatkah dengan rencana kawasan wisata Batik Trusmi yang ada di Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon itu akan di tata menjadi “Malioboro-nya” Cirebon. Rencana atau gagasan ini konon telah disusun sejak tahun 2017 silam.
Salah satu warga Trusmi Kulon, Khaerudin mengatakan, bahwa Malioboro Cirebon semestinya sudah bisa dilakukan, pasalnya dulu para pedagang kawasan batik Trusmi pun sudah melakukan pemasangan stand, juga pengelolaannya, seperti mengatur lalu lintas agar tidak menimbulkan kemacetan, kemudian lainnya. Namun sangat disayangkan aktivitas tersebut mendadak berhenti.
“Ya sebagai warga Plered, waktu awal ada rencana Malioboro Cirebon di Trusmi itu keren. Warga-warga sudah sangat antusias untuk datang ke tempat itu, sebab di tempat itu sudah ada kayak banyak stand-stand makanan. Jadi waktu itu rame, cuma masih belum tertata rapih, mungkin karena ada Covid waktu itu, jadi pedagang banyak yang stop berjualan lagi,” kata Khaerudin, Selasa (30/8).
Sementara, pedagang yang berjualan di kawasan batik Trusmi, Jaelani mengharapkan, program Malioboro-nya Cirebon untuk segera direalisasikan kembali. “Bagi kami pelaku usaha kecil, dengan adanya konsep Malioboro Cirebon itu sudah sangat baik. Karena sasarannya bukan hanya masyarakat sekitar, tapi seluruh wilayah yang ada di Cirebon,” katanya.
Dengan adanya Malioboro Cirebon, tentunya akan berdampak positif bagi pedagang-pedagang kecil di sekitar pusat wisata Trusmi ini. “Saya rasa akan tertarik dengan adanya Malioboro Cirebon ini. Tentunya hal ini sangat lah berdampak bagi kami pedagang kecil. Selain itu juga bisa mengenalkan budaya cirebon ke ranah nasional,” ujarnya.
Menurutnya, konsep Malioboro Cirebon ini sudah sangat baik. Gebrakan yang pernah dilakukan oleh pemuda setempat dan didukung oleh pemerintah Kabupaten Cirebon ini sangat inovatif dan membantu UMKMÂ yang ada di wilayah Plered. “Nantinya selain mendongkrak roda ekonomi kami rakyat kecil, juga membentuk sebuah ikon yang ada di wilayah Cirebon yang sangat terkenal dengan batik dan kulinernya,” pungkasnya. (Jaenal)
Discussion about this post