KAB. CIREBON, (FC).- Utusan Kepala Staf Presiden (KSP) Jendral (Purn). Moeldoko bersama tim lintas instansi akhirnya datang ke Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon, Selasa (29/11).
Dalam kunjungannya tersebut, utusan KSP, Alan F. Koropitan menyampaikan, Desa Rawaurip ini awalnya memang di desain untuk sentra produksi garam rakyat, namun dikarenakan selalu dilanda banjir rob, sehingga tidak lagi dapat berproduksi hampir enam tahun.
“Sebetulnya kami sudah sempat follow up di bulan Desember 2021 lalu, dengan melibatkan bapak Kuwu dan asosiasi,” ujarnya kepada awak media, Selasa (29/11).
Dijelaskan Alan, dalam menanggulangi permasalahan tersebut, tentunya harus ada pembuatan tanggul, serta dilakukan pengerukan air sungai terlebih dahulu, namun ternyata hal tersebut berpengaruh untuk supply sedimen.
Dikatakannya, awalnya akan segera melakukan rehabilitasi mangrove sebagai pelindung pantai alami karena mangrove itu bisa merangkap sedimen sehingga terbentuk gundukan, dan ini menjadi tempat perlindungan bagi tambak garam itu sendiri.
“Akan tetapi, ada kriteria untuk menanam mangrove itu, bahwa banjirnya enggak boleh melebihi dari 20 cm, dari informasi teman-teman dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) banjir disini bisa sampai satu meter, jadi percuma mangrove-nya bisa mati,” tandasnya.
Sehingga, menurutnya, agar mangrove itu bisa tumbuh dengan baik, makanya sekarang mau survei langsung dan mengajak teman-teman dari balai, adapun tujuannya agar tidak langsung bangun namun harus dibuatkan dulu Detail Engineering Design (DED).
Dirinya pun berharap agar DED tersebut di tahun depan dapat rampung, sehingga bisa langsung dilakukan pengerjaan strukturnya, proses DED, lanjutnya sekitar enam bulan, itu pun kalau prosesnya lancar, tapi kalau belum bisa berarti menunggu di tahun 2024.
Alan mengatakan, proses DED itu yang paling utama, dan tidak bisa melompati proses tersebut, karena DED itu akan mempertimbangkan banyak hal, salah satunya mengantisipasi terjadinya penurunan muka tanah.
Pihaknya akan melihat sejauh mana tanggul yang sudah dibangun di tahun 2012-2014. Sudah sejauh mana terjadinya penurunan muka tanah tersebut, dan hal seperti ini jangan sampai terulang lagi ke depannya.
“Kami di kantor staf presiden, tentunya akan terus memantau, dan ini sebagai komitmen kami. Dan nantinya kita akan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR dan KKP,” paparnya.
Selain itu, Ia mengatakan dalam menanggulangi permasalahan para petani garam di Desa Rawaurip ini, harus juga adanya sinergitas dan dukungan dari Pemkab Cirebon itu sendiri, karena menurutnya, tanpa adanya sinergitas tersebut tentunya ini akan sulit terwujud.
” Artinya Bapak Bupati beserta jajarannya, harus juga ikut pro aktif,” tandasnya.
Butuh Dukungan Pemerintah Daerah
Sementara tokoh masyarakat sekaligus Ketua Umum Ikatan Petani Garam Indonesia (IPGI) Moch. Insyaf Supriyadi, mengaku bersyukur atas upaya dari pemerintah pusat dalam hal ini tim KSP beserta dari BUMN maupun dari PUPR dan dari tim KKP yang telah meninjau langsung ke lokasi tambak garam di Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon ini.
Karena, menurutnya, daerah Rawaurip, merupakan daerah yang terkena dampak dari adanya abrasi laut, sehingga harus segera diadakan suatu proses perbaikan, dalam hal ini yaitu proses penanggulangan untuk peningkatan tanggul dan yang untuk proses penanaman mangrove.
” Ini dapat terwujud, jika mendapatkan surat dukungan dari pemerintah daerah, untuk kelancaran proses dari program ini, seperti yang diminta oleh KSP,” jelasnya.
Artinya, Pemkab Cirebon harus juga ikut pro aktif dalam mewujudkan hal tersebut, dengan demikian Desa Rawaurip menjadi sentral produksi garam rakyat di Jawa Barat, mengingat, kawasan tambak rawaurip merupakan yang terbesar di Jawa Barat.
Dirinya pun menyampaikan, adapun proses penanggulangan itu sendiri seperti penanggulangan breakwater yang sudah ada, untuk ditinggikan, serta mempersempit jalur saluran, karena saat ini saluran yang ada terlalu lebar sehingga nantinya para petambak dapat segera menggarap lahannya.
“Kami berharap, di tahun depan ( tahun 2023) para petani garam bisa kembali menggarap dan kembali berproduksi,” harapnya. (Nawawi)
Discussion about this post