KOTA CIREBON, (FC).- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menargetkan sekolah tatap muka bakal dibuka pada Juli 2021.
Target tersebut ditetapkan setelah vaksinasi Covid-19 bagi tenaga pendidik selesai pada Juni 2021.
Sementara, pemerintah menargetkan akhir Juni 2021 sebanyak 5,5 juta guru dan dosen selesai divaksinasi Covid-19.
Dan diharapkan seusai vaksinasi, sekolah kembali dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon Agus Mulyadi menyampaikan, pembukaan sekolah harus memenuhi persyaratan, diantaranya harus sudah masuk zona hijau penyebaran Covid-19.
Dikatakannya, hal sesuai dengan SKB 4 menteri, daerah yang diperbolehkan untuk menyelenggarakan sekolah tatap muka hanya yang masuk zona hijau.
Saat ini, kata pria yang akrab disapa Gusmul ini, Kota Cirebon sudah masuk zona kuning. Artinya dengan upaya maksimal dari semua pihak, zona hijau bisa dicapai.
“Pemkot tengah mengupayakan agar Kota Cirebon masuk dalam zona hijau. Langkah yang sudah dilakukan dengan pengawasan secara mikro ditingkatan mulai dari RT, RW dan kelurahan. Selain itu pihaknya tengah mempercepat proses vaksinasi agar timbul kekebalan tubuh terhadap virus Covid-19,” jelasnya kepada FC, Selasa (16/3).
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Irawan Wahyono menambahkan, persiapan yang dilakukan saat ini sarana dan prasarana.
Diantaranya kesiapan sekolah menyiapkan sarana cuci tangan dan sabun untuk siswa serta kesiapan lainnya.
Standar operasional prosedur dan protokol kesehatan (prokes) tetap harus dilakukan sekalipun sekolah tatap muka digelar.
“Prokes itu sangat penting dan kami harus benar-benar memperhatikan sarana prasarana,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 1 Lilik Agus Darmawan menyampaikan, pihaknya sudah jauh-jauh hari menyiapkan sarana dan prasarana protokol kesehatan.
Kesiapan ini diuji, ketika masa PPDB pada Bulan Juni tahun lalu. Walaupun sudah dilakukan secara online, namun tetap banyak yang datang ke sekolah.
“Kami sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Pada waktu PPDB dan ada kunjungan rombongan dari Korea Arts and Culture Education Services (KACES), kesiapan kami sudah terbukti. Tidak ada atau terjadi penyebaran Covid-19 di sekolah kami,” ungkapnya.
Disebutkan Lilik, bentuk kesiapan sekolah yang dipimpinnya dalam menerapkan protokol kesehatan, seperti penyediaan hand sanitizer, wastafel dengan air mengalir dan sabun disetiap kelas.
Pengukuran suhu tubuh dengan thermo gun, dan pengaturan jarak bangku yang akan ditempati siswa.
Kemudian, pihaknya juga merencanakan KBM tatap muka ini secara berjadwal. Artinya, bila minggu ini Kelas VII yang masuk, kelas VIII dan IX tetap belajar daring dari rumah.
Sehingga setiap tingkatan kelas, satu minggu KBM tatap muka dua minggu belajar secara daring.
“Dalam satu kelas juga hanya setengah dari jumlah siswa. Jadi misalnya yang dulunya satu kelas 40 siswa pada KBM tatap muka ini dibagi menjadi dua kelas. Hal ini guna tetap menjaga jarak,” ujarnya.
“Selama KBM tatap muka yang nantinya diterapkan, siswa akan belajar hanya empat jam, dengan istirahat tetap di kelas. Untuk mencegah berkerumunnya siswa pada istirahat, pihaknya sementara masih menutup kantin sekolah,” tandasnya. (Agus)
Discussion about this post