KAB. CIREBON, (FC).- Tahun ajaran baru 2023 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Mulyasari Kecamatan Losari Kabupaten hanya menerima 1 siswa saja. Jumlah siswa dan siswi di sekolah tersebut hanya 18 orang saja. Bahkan untuk kelas 3 tidak ada muridnya, kondisi itu telah berlangsung sejak tahun 2010 hingga saat ini.
“ Dari kelas 1-6 hanya ada 18 siswa, bahkan kelas 3 tidak ada muridnya. Perlu ada campur tangan semua pihak untuk melakukan pembenahan,” uangkap Plt Kepala SDN Mulyasari, Mukidi kepada Fajar Cirebon, Kamis (20/7).
Mukidi merasa kaget ketika melihat kondisi sekolah dengan jumlah siswa yang sangat minim tersebut saat dirinya yang baru ditugaskan 1 Juli 2023 di sekolah SDN Mulyasari.
“ Di kelas 2 hingga kelas 6, yang hanya tersisa tiga hingga lima siswa perkelasnya, bahkan siswa kelas 3 yang tersisa satu pada tahun lalu dan tahun ini memilih untuk pindah sekolah,” jelasnya.
Dikatakannya, SD Negeri di Desa Mulyasari hanya ada satu, hanya saja SDN Mulyasari ini diapit oleh 5 sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI).
“ Sebagian besar orang tua memilih memasukan anaknya ke MI, dengan alasan anaknya mendapat mata pelajaran agama selain mendapat pelajar umum. Siswa yang akan masuk MI juga memperoleh seragam gratis bahkan uang tunai,” bebernya.
Mukidi mengaku untuk bersaing dengan memberikan modal seragam sekolah gratis dan uang, SDN Mulyasari sangat berat.
“ Mereka mencari siswa 3-6 bulan sebelum pendaftaran siswa baru dibuka, sehingga ketika masuk penerimaan siswa baru, sudah habis,”terangnya.
Yang bisa dilakukan SDN Mulyasari, kata dia, hanya bisa mengandalkan dari sisi kualitas pendidikan, salah satu contohnya untuk mata pelajaran agama karena masyarakat sekitar berharap adanya tambahan pelajaran agama.
“ Kita telah menerapkan tingkat kedisiplinan siswa dan guru yang harus hadir 30 menit sebelum jam pembelajaran dimulai untuk mengisi kegiatan tambahan, mengaji, menghafal doa-doa, pembekalan tata cara mengerjakan salat, kemudian juga ada kegiatan rutin salat duha dan salat dzuhur berjamaah,” akunya.
” Ditengah lingkungan masyarakat yang sangat kental dengan agama Islam, sekolah berusaha mengikuti kurikulum sesuai dengan aturan pemerintah yang di dalamnya juga ada tambahan pembelajaran agama secara khusus,”jelasnya.
Siti Muayadah merasakan keberadaan SDN Mulyasari kurang mendapat perhatian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon.
“ Beberapa tahun terakhir, tak pernah dikunjungi pihak Disdik, dan yang lebih mirisnya lagi tak ada kepala sekolah yang mau menjabat sebagai kepala sekolah definitif yang ada hanya dilakukan pegantian pelaksana tugas (Plt) kepala sekolah saja,” ujar Siti Muayadah yang mengaku telah cukup lama mengabdi di sekolah tersebut.
Dikatakannya, untuk tenaga pengajar juga mengalami keterbatasan, karena hanya terdapat 4 guru dan seorang operator, sehingga terpaksa menggabungkan salah satu kelas yakni kelas 4 dan 5 di satu ruangan.
“Kami berharap ada perhatian lebih dari Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon minimal melihat sejauh mana kondisi sekolah dan kondisi siswa, sudah beberapa tahun terakhir pengawas, pembina sekolah juga sangat jarang ke sekolah.
Sebagai catatan, SDN Mulyasari hanya terdapat 18 siswa diantaranya Kelas 1 sebanyak 2 siswa, Kelas 2 sebanyak 5 siswa, Kelas 3 tak ada siswa, Kelas 4 tiga siswa, kelas 5 empat siswa dan kelas 6 empat siswa, dengan komposisi pengajar yakni 4 tenaga pengajar diantaranya 2 P3K dan 2 honorer, 1 operator dan 1 Plt Kepsek. (Nawawi)
Discussion about this post