KAB. CIREBON, (FC).- Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kabupaten Cirebon menyebutkan realisasi pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi 9 pasar tradisional milik pemerintah Kabupaten Cirebon hinggga per tanggal 17 September 2023 sudah mencapai Rp1.572.703.700 atau 72,60 persen dari target yang ditetapkan Rp2.166.125.500.
“Alhamdulillah, per tanggal 17 September 2023 sudah 72,60 persen. Artinya untuk mengejar sesuai target yang ditetapkan insyaallah bisa tercapai. Mungkin bahkan bisa melebihi,” kata Kepala Bidang Sarana dan Pelaku Distribusi pada Disperdagin Kabupaten Cirebon, Ardiles Alfa Jatiwantoro, Senin (18/9).
Pada tahun lalu (2022,-red), pihaknya diberikan target sebesar Rp2.165.649.500. Dari besaran target yang ditetapkan, terealisasi sampai 100,7 persen. Artinya, PAD dari retribusi pasar tahun lalu melebihi capaian target.
“Kita ada rencana ingin menaikkan besaran retribusi pasar. Saat ini payung hukum (Perda) tengah dilakukan revisi. Tahun depan revisi Perda insya Allah selesai. Kenapa ingin menaikkan besaran retribusi, karena target PAD kita dituntut selalu naik setiap tahunnya,” ungkapnya.
Saat ini, sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Cirebon Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Retribusi Pelayanan Pasar, besaran penarikan retribusi untuk kios sebesar Rp2400, kemudian untuk los Rp1500 dan untuk lemprakan Rp1000. “Penarikan retribusi, kita sudah menggunakan digital, yautu memakai alat M-Pos,” katanya.
Dari sembilan pasar tradisional milik pemerintah Kabupaten Cirebon, ada dua pasar yang realisasinya masih dibawah 70 persen. Yaitu Pasar Palimanan, saat ini baru terealisasi 69,62 persen, atau dari target Rp331.452.000 baru Rp230.755.000. “Yang masih dibawah lagi ada, yakni Centra Batik Trusmi. Realisasinya masih 58,91 persen atau dari target Rp135.885.000 baru Rp80.054.500,” pungkasnya. (Ghofar/FC)
Discussion about this post