MAJALENGKA, (FC).- BMKG memprediksi awal musim hujan pada tahun ini di wilayah Kabupaten Majalengka terlambat dibanding biasanya. Bahkan, keterlambatan itu diperkirakan mencapai satu hingga dua dasarian atau 10 – 20 hari, sehingga diprediksi wilayah Majalengka baru memasuki musim hujan mulai November 2023.
Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka, Rezza Permana, mengakui, mundurnya awal musim hujan meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan. Sebab, menurut dia, musim kemarau yang lebih panjang mengakibatkan lahan semakin mengering, dan secara geografis wilayah Majalengka membuat angin cenderung lebih kencang.
“Lahan yang semakin kering dan embusan angin cukup kencang ini meningkatkan potensi kebakaran,” kata Rezza Permana saat ditemui di Kantor BPBD Majalengka, Senin (18/9).
Ia mengatakan, hal itu pun turut meningkatkan ancaman terhadap warga Kabupaten Majalengka, khususnya permukiman yang lokasinya berdekatan areal hutan dan lahan.
Karenanya, tidak menutup kemungkinan jumlah dan luasan lahan maupun hutan yang rawan kebakaran di Majalengka juga bertambah akibat meningkatnya potensi bencana tersebut.
“Sesuai kajian risiko bencana, kami mencatat 98 ribu hektare lahan dan hutan di Majalengka rawan kebakaran, bahkan tidak menutup kemungkinan bertambah,” ujar Rezza Permana.
Pihaknya pun mewanti-wanti masyarakat untuk lebih mewaspadai potensi kebakaran lahan dan hutan yang meningkat, karena musim kemarau panjang seperti sekarang.
Ia menyampaikan, pada dasarnya BPBD Majalengka telah menyiapkan antisipasi dalam menanggulangi kebakaran lahan dan hutan dari mulai menyiagakan pompa air di sejumlah titik dan lainnya.
“Kami juga membutuhkan partisipasi masyarakat untuk tidak sembarangan membakar lahan dan membuang puntung rokok sembarangan dalam mencegah kebakaran,” kata Rezza Permana. (Munadi)
Discussion about this post