MAJALENGKA, (FC).- Sejumlah petani jagung di Kelurahan Cicurug, Kecamatan Majalengka menyambut positif rencana Pemkab Majalengka terkait penambahan kuota pupuk bersubsidi pada tahun ini.
Ketua Kelompok Tani (Poktan) Marga Tani, Dedi mengatakan, kebutuhan pupuk untuk tanaman jagung cenderung lebih boros dibandingkan padi.
Bahkan menurut dia, jumlah pupuk yang digunakan untuk tanaman jagung rata-rata mencapai dua kali lipat lebih banyak dibanding padi.
“Makanya, petani jagung membutuhkan pupuk lebih banyak dibanding petani yang menanam padi,” ujar Dedi saat ditemui di Kelurahan Cicurug, Kecamatan Majalengka, Rabu (18/9).
Ia mengatakan, penambahan kuota pupuk bersubsidi pada tahun ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para petani jagung di Kabupaten Majalengka.
Pihaknya mengakui, selama ini para petani jagung sempat kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi di tingkat kios maupun agen di sekitar tempat tinggalnya.
Baca Juga: Jalan Rusak Dan Kelangkaan Pupuk Subsidi Jadi Usulan Favorit di Reses DPRD Masa Persidangan III
“Kami petani jagung tidak mampu untuk membeli pupuk nonsubsidi, karena harganya mahal, sehingga hanya mengandalkan pupuk bersubsidi,” kata Dedi.
Dedi menyampaikan, pada dasarnya pemerintah daerah telah memerhatikan para petani, dan rutin melaksanakan penyuluhan hingga pendataan untuk kebutuhan pupuk bersubsidi.
Bahkan, saat ini para petani jagung di Kelurahan Cicurug juga tengah didata terkait kebutuhan pupuk bersubsidi untuk menggarap lahan pada tahun depan.
Karenanya, ia berharap, melalui pendataan kali ini membuat para petani tidak lagi kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi untuk kebutuhan musim tanam tahun depan.
“Semoga pemerintah memberikan perhatian lebih kepada petani, sehingga kebutuhan pupuknya terpenuhi, dan harganya juga tidak terlalu mahal,” ujar Dedi. (Munadi)