KAB. CIREBON,(FC).- Akibat pandemi yang belum juga usai ekonomi masyarakat makin menurun. Tak terkecuali transaksi jual-beli di pasar sandang Tegalgubug yang terdampak covid-19.
Beberapa pedagang mengeluhkan hal tersebut. Banyak dari mereka yang merasa dirugikan karena pemasukan yang diperoleh tidak sama dengan saat sebelum pandemi.
Nadiroh, pedagang busana wanita bercerita bahwa pendapatannya menurun drastis selama masa pandemi ini.
Jika Nadiroh tidak punya pelanggan tetap dan pembeli bakulan, maka akan susah memperoleh rupiah.
Banyak pedagang di sekitarnya yang bercerita padanya bahwa mereka tidak dapat sepersenpun.
“Ya untungnya saya ada pembeli bakulan yang bawa-bawain barang saya, nanti kalau barangnya udah laku mereka nyetorin ke saya gitu. Kalau gak ada mereka ya saya gak dapat uang,” katanya kepada FC, Jumat (19/2).
Menurutnya, bulan Februari tahun 2021 ini harusnya sudah memasuki meremaan (rame) karena mendekati bulan puasa.
Tetapi karena pandemi plus musim hujan yang tidak berhenti, mengakibatkan jumlah penurunan pengunjung atau pembeli yang datang ke pasar sandang Tegalgubug.
Penurunan pendapatan menurut Nadiroh bisa mencapai 50% lebih. Dari 5 Juta perhari bahkan bisa menurun sampai ke angka 1 juta rupiah.
Menurutnya curah hujan yang tinggi makin mempengaruhi tingkat kelarisan dagangannya.
Sebab di awal pandemi bulan Februari tahun lalu Nadiroh masih bisa mengulak barang dari produsen dengan jumlah banyak.
Tetapi semenjak pandemi ditambah musim hujan ini Nadiroh hanya mengulak 1 karung saja.
Berbeda dengan Nadiroh seorang penjual kaos pria bernama Jamiyah justru mengalami sedikit keuntungan dari pandemi ini
“Sebelum korona saya kalau ngulak dagangan harus dari Jakarta karena produsen saya ada di sana semua. Tapi semenjak Korona saya gak harus ke Jakarta. Tinggal order pesanan aja secara online,” kata Jamiyah
Ditambahkannya meskipun pendapatannya ikut menurun, Jamiyah bersyukur masih mengalami sedikit keuntungan dari pandemi ini. (Amel/Job/FC)