KUNINGAN, (FC).- Berbagai upaya menjaga keseimbangan alam terus dilakukan oleh berbagai pihak di Kabupaten Kuningan.
Salah satunya seperti dilakukan oleh Saung Kopi Hawwu yang menyelenggarakan penanaman situs pohon khas/langka di Situs Ciarca dan Situs Hulu lingga di Desa Sagarahiyang Kecamatan Darma.
Pada kesempatan tersebut yang juga diselenggarakan acara Napak tilas Leluhur Kuningan di berbagai situs yang terletak di Desa Sagarahiyang, yang turut dihadiri Penjabat Bupati Kuningan, Raden Iip Hidajat.
Desa Sagarahiyang sendiri merupakan salah satu Desa di Kecamatan Darma dan merupakan salah satu Desa tertua di Kabupaten Kuningan.
Sagarahiyang berasal dari kata “Sagara” dan Hiang” yang berarti lautan dan Dewa/Ghaib. Sehingga, Sagarahiyang dapat diartikan sebagai tempat lautan para Dewa.
Sagarahiyang merupakan daerah yang penuh dengan peninggalan prasejarah dan situs yang berumur ribuan tahun.
Sagarahiyang diyakini sebagai tempat berkumpulnya para Dewa di tatar
Pasundan dan Pulau Jawa, terutama saat masa kepercayaan sangiang Windu Darma.
Di Sagarahiyang terdapat kurang lebih 48 situs yang berada di sekitar Desa Sagarahiyang itu sendiri.
“Ini menunjukkan peradaban luar biasa yang ada di Kabupaten Kuningan. Karena selain
banyaknya situs di sini, Kuningan juga menyimpan keluhuran budaya di masa lalu seperti yang dapat kita temukan di kawasan lain seperti di Gunung Tilu, Karangkancana atau di situs Purbakala Cipari. Hal ini harus menjadi pengingat kita semua untuk terus menjaga kebudayaan yang teramat mahal,” jelas Pj Bupati Kuningan Raden Iip Hidajat.
Lebih lanjut Iip menekankan betapa pentingnya upaya untuk menjaga dan merawat berbagai situs dan peninggalan kebudayaan yang terletak di Kabupaten Kuningan.
“Saya kesini melihat lebih dekat bagaimana kondisinya, saya mengontrol pemeliharaan dan penjagaannya, karena ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya yang harus dilindungi keberadaanya oleh Pemerintah. Sehingga ke depan tetap dapat menjadi wisata edukasi dan kebudayaan yang dapat di lihat oleh anak-anak kita sehingga mereka dapat mengetahui sejarah yang ada di Kuningan,” jelas Iip
Selanjutnya terkait dengan penanaman pohon ini Iip menilai sebagai langkah keseimbangan alam.
“Kita sudah menikmati alam luar biasa di Kabupaten Kuningan melalui Gunung Ciremai, nah timbal baliknya adalah kita menanam berbagai jenis pohon di banyak titik sebagai upaya menjaga keseimbangan. Karena menanam pohon kita ibaratkan adalah menanam doa, menanam harapan atas kerja kita semua,” ungkap Iip (Ali)