KAB. CIREBON, (FC).- Sekelompok orang yang tergabung dalam Komunitas Peduli Lingkungan (Kopeling) di RW/05, Kelurahan Sumber, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon memanfaatkan sampah organik yang disulap menjadi sebuah alternatif pakan ikan lele.
Ketua RT/05 RW/05 yang juga anggota Kopeling, Muhamamd Jaelani (44) menjelaskan, bermula dari mendapatkan mesin pencacah sampah, pihaknya berinisiatif memilah sampah yang dapat menimbulkan dampak bau yaitu sampah organik untuk disulap menjadi pupuk organik.
Namun berjalannya waktu pembuatan pupuk organik itu justru tidak ada nilai ekonominya atau tidak mendapatkan keuntungan bahkan minus, karena untuk biaya operasional pengolahan pupuk tidak tertutup. Oleh karena itu, pihaknya beralih ke budidaya ikan lele.
“Nah sampah organik yang awal kita untuk pembuatan pupuk organik itu tetap kita gunakan sebagai pakan ikan lele. Namun tetap dikombinasikan dengan bahan-bahan lain, seperti dedak bekatul dan vitamin lainnya,” kata Muhammad Jaelani kepada FC, Kamis (19/11).
Dari budidaya ikan lele, langsung menunjukkan hasil nilai ekonominya, terbukti dengan budidaya ikan lele ini mulai dari dapat menambah kolam satu persatu kini kolam sudah lebih dari 10 kolam.
“Untuk pengumpulan sampah ini awalnya dapat bantuan berupa 100 ember yang dibagikan kepada tiap kepala keluarga 2 ember yang bertujuan dapat memilah dan memilih sampahnya,” kata Jaelani sapaan akrabnya.
Ditambahkannya, akibat dampak pandemi Covid-19 ini memang ada imbasnya, karena yang banyak karyawan yang dirumahkan sehingga banyak yang tidak memiliki aktivitas kembali, namun di komunitas peduli lingkungan ini tidak, karena dari pandemi Covid-19 inilah justru konsentrasi budidaya ikan lele ini dapat dicetuskan, mulai dari pembentukan lahan kolam dan lainnya.
“Awal-awal Covid-19 itu banyak yang nganggur. Kemudian, kita gerakkan untuk kerjabakti membuat lahan. Dan Alhamdulillah berdiri hingga sekarang,” jelasnya.
Selain budidaya ikan lele, lanjut Jaelani, pihaknya berfikiran untuk ternak entog, namun masih ia bahas dengan anggota lainnya.
“Tapi sekarang tanaman atau sayuran hidroponik sudah kita konsentrasikan,” tukasnya.
Anggota Kopeling lainnya, Abdul Halim menambahkan, pembuatan pakan ikan lele berbahan dasar sampah organik untuk saat ini sudah kekurangan bahan pokoknya, karena pihaknya hanya mengandalkan sampah dari rumah tangga sekitar saja.
Namun beruntung, disaat kehabisan akal mencari bahan baku, satu rumah sakit swasta di kecamatan Sumber bersedia memberikan sampah organiknya untuk diolah menjadi pakan ikan lele di komunitas peduli lingkungannya.
“Setiap hari kita ambil sampah organiknya. Dan sampah yang dapat diolah itu seperti nasi basi, sayur basi dan lainnya yang penting organik. Tapi untuk memaksimalkan hasil pakan ikan lele ini kami masih mencampur dengan tepung ikan dan dedak bekatul,” kata Halim sapaan akrabnya.
Dijelaskan Halim, untuk sementara ini paling hasil panen 2 minggu sekali, antara 1 kuintal sampai 1 kuintal lebih, bahkan hasil panen lele ini warga sudah menantinya.
“Lewat pesan singkat yang disebar. Tiap warga ada yang memesan 1-2 kilo ikan lele. Untuk pesan paket besar kita belum berani mengiyakan, bahkan ada yang dari Indramayu datang kesini, tapi takut belum terpenuhi, maka kami belum berani,” ujarnya.
Untuk mengembangkan pihaknya tidak menutup pintu, melainkan mempersilahkan siapapun untuk dapat membantu mengolah kolam ikan lele ini.
“Tenaga siapapun kita butuhkan, ibarat kita ini masuk tidak dengan uang. Tapi siapkan tenaga saja,” tukasnya. (Ghofar)