KUNINGAN, (FC).- Kenaikan harga kedelai impor saat ini menjadi hambatan bagi para produsen tahu dan tempe di Indonesia. Hal ini akan berimbas meningkatnya harga jual tahu tempe secara signifikan.
Selain itu, dampak pandemi Covid-19 juga menyebabkan pasar global kedelai saat ini mengalami guncangan akibat tingginya ketergantungan impor.
Peluang ini pun dimanfaatkan Kementan untuk meningkatkan pasar kedelai lokal dan produksi kedelai dalam negeri. Yakni dengan mengandeng Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Gabungan Kelompok Tani serta investor dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Ini dilakukan , guna untuk meningkatkan kemitraan produksi maupun memaksimalkan pemasaran serta penyerapan kedelai lokal milik petani .
Kementan pun memfasilitasi nota kesepahaman ( MoU) antara Gakoptindo dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) serta investor, dengan Ditjen Tanaman Pangan, yang berlangsung di Kantor Kementerian Pertanian, Senin (4/1). Salah satunya yaitu Gapoktan Cinta Asih Desa Cibulan Kecamatan Cidahu Kabupaten Kuningan.
Desa Cibulan merupakan wilayah yang berpotensi sebagai penghasil kedelai di Kabupaten Kuningan . Dan cukup produktif untuk dapat berkontribusi dalam penyediaan kedelai lokal, untuk memenuhi kebutuhan para pengrajin tahu tempe, baik di Wilayah Ciayumajakuning, maupun di Indonesia pada umumnya.
Pada kesempatan tersebut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan, bahwa produksi kedelai dalam negeri harus dipacu untuk pemenuhan permintaan domestik, sehingga ke depan dapat dipenuhi secara mandiri. Pasalnya, kebutuhan kedelai setiap tahun makin bertambah dan pemerintah terus berupaya menekan impor kedelai yang hingga saat ini masih tinggi.
“Kondisi ini menyebabkan pengembangan kedelai oleh petani sulit dilakukan. Petani lebih memilih untuk menanam komoditas lain yang punya kepastian pasar. Tapi kami terus mendorong petani untuk melakukan budi daya. Program aksi nyatanya kami susun dan yang terpenting hingga implementasinya di lapangan . Sekali lagi kami akan fokus melipatgandakan produksi atau ketersediaan kedelai dalam negeri. Produksi kedelai dalam negeri harus bisa bersaing baik kualitas maupun harganya melalui perluasan areal tanam dan sinergi para integrator, unit-unit kerja Kementan dan pemerintah daerah,” Jelas Syahrul.
Sementara Kades Cibulan Iwan Gunawan menyampaikan sejak digulirkannya tanam kedelai di Desa Cibulan tahun 2018 lalu , selain hasil kedelai setiap tahunnya terus meningkat, Gapoktan Cinta Asih juga terus memperluas lahan tanam kacang kedelai tersebut . Bahkan, guna meningkatkan produktivitas hasil kedelai, berbagai bantuan telah diberikan oleh Kementan. Dari mulai sarana dan prasarana, seperti Traktor, pompa air, Unit Pengolahan Usaha ( UPH ), rumah alat pengering kedelai, sampai program agro edu wisata (AEW) Dan Korporasi Kedelai.
Menurut Iwan, digandengnya Gapoktan Cinta Asih dalam turut memasok hasil kedelai nasional , merupakan kebanggaan dan kepercayaan yang diberikan oleh Kementan .
“Sebagai kepala desa, tentunya saya bangga dengan kepercayaan dari kementan ini, karena ini sesuai dengan visi dan misi kabupaten Kuningan, dimana Desa Cibulan sebagai salah satu desa pinunjul khususnya dalam hal agro edu wisata kedelai. Dan Kepercayaan ini tentunya amanah yang luar biasa, oleh karena itu kami bersama sama petani kedelai siap untuk mensukseskan program tersebut .” jelas Iwan. (Ali)