KAB. CIREBON, (FC).- Tak baik diet sembarangan, gizi bagi atlet atau pegiat olahraga yang diet perlu diperhatikan dengan baik. Karena, salah-salah atlet justru tumbang.
“Banyak atlet yang harus menurunkan berat badan agar sesuai kelas yang diikutinya, dan penurunannya ini dimaksimalkan di fisik tapi asupan gizinya pun tidak terpantau,” ujar Physical Trainer Harun saat ditemui di Hotel Apita, Senin (4/1).
Menurut Harun, yang terpenting dilakukan pelatih adalah mengatur pola makan sesuai kebutuhan gizi atlet atau sesuai energi yang dikeluarkan atlitnya. Karena, secara umum atlit mengeluarkan 3000 kalori dalam tubuhnya.
Apabila kalori yang dikeluarkan tak seimbang dengan pemasukannya, akan berakibat kelelahan pada atlet yang justru akan tumbang karena sakit.
“Selain masalah kalori, protein itu penting dan harus sesuai takaran, jangan sampai kalau dia binaragawan asupan proteinnya dikurangi,” ujarnya, Senin (4/1).
Oleh karenya, kembali lagi pada pengeluaran energi atlet tersebut, apabila aktifitasnya tidak banyak menggunakan fisik seperti catur, golf, juga billiard. Maka, kalori yang dibutuhkan sama dengan orang normal pada umumnya, yaitu sekitar 2200-an kalori.
“Atlet yang tidak menggunakan otot besar atau sedikit aktifitas fisik kebutuhan kalorinya tentu sama seperti orang normal pada umumnya,” beber Harun.
Begitupun, sambung Harun, dengan kebutuhan proteinnya bila atlet bela diri, lari, senam, renang, terutama binaragawan membutuhkan 1½ sampai 2 gram kali berat badan.
Maka, untuk atlet dengan intensitas aktifitas sedang hanya membutuhkan 0,8 gram kali berat badan, dan takaran ini pun sama dengan kebutuhan orang-orang pada umumnya.
Tidak lupa juga perlu gizi lainnya seperti lemak, karbohidrat, mineral, dan masih banyak lagi. Dalam hal ini, banyak perbedaan kebutuhan nutrisi dan gizi antara setiap cabang olahraga (Cabor).
Dan tentu dietnya pun setiap cabor itu berbeda, sehingga tak dapat dipukul rata.
Sementara itu, pegiat gym sekaligus atlet Taekwondo Muta’aly Arasyid menimpalkan, bahwa ketika pengeluarannya besar maka asupannya pun harus sama atau dilebihkan.
Disisi lain, salah seorang pegiat olahraga lainnya Rofiq Ramadan menimpalkan, tak hanya mengandalkan aktifitas olahraga dalam penurunan berat badan, melainkan kegiatan sehari-hari juga dapat memberi sumbang asih pengeluaran energi meski kecil.
“Saya juga menyarankan untuk tidak berlebihan dalam olahraga misalkan pada jam malam maksimal pukul 9 sampai 10 malam,” ujar Rofiq kepada FC.
Kemudian, tambahnya, tidak boleh melakukan begadang, karena otot pada tubuh, dan pikiran perlu istirahat. Agar tubuh di ke esokan harinya dapat beraktifitas secara prima.
“Artinya, bagaimanapun bentuk latihan yang dihadapi perlu dan penting, untuk menjaga keseimbangan asupan gizi terutama pola hidup,” tandasnya. (Sarrah/Job/FC)