Oleh : Tanti Sri Himawanti, S.Pd
Guru TK Tunas Sutra
Desa Kepongpongan
Kecamatan Talun Kab. Cirebon
Tuntutan orang tua yang menyekolahkan anaknya di PAUD dan Taman Kanank-Kanak (TK) terkadang terlalu tinggi dibandingkan capaian pembelajaran pada levelnya.
Orang-tua menghendaki anak sudah dapat membaca saat keluar dari TK.
Harapan itu tentunya wajar karena kadang guru Sekolah Dasar (SD) menyamakan bahwa semua anak yang masuk SD dianggap sudah dapat membaca.
Anak mengalami keterlambatan dalam kemampuan membaca disebabkan oleh beberapa permasalahan; seperti anak tidak fokus belajar, kurang latihan di rumah, guru kurang memberikan motivasi.
Kemampuan dasar (intelegensi) dan daya ingat anak juga mempengaruhi kecepatan kemampuan membaca (mengenal huruf).
Media pembelajaran yang bervariasi juga berkontribusi.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di TK kadang guru masih menggunakan cara-cara konvensional (klasikal), sehingga timbul rasa kebosanan belajar anak dan hasilnya kurang optimal. Guru harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode dan media pembelajaran.
Metode yang diharapkan melibatkan partisipasi anak dalam proses pembelajaran. Kosep pebelajaran adalah Belajar Sambil Bermain dan Bermain Sambil Belajar (BSB).
Media yang menarik dan ada sentuhan Higher Order Thinking Skill (HOTS) akan menstimulasi anak untuk mengembangkan potensi dirinya.
Pembelajaran berbasis Technological pedagogical content knowledge (TPACK), sehingga anak akan terstimulasi dari semua aspek pembelajaran; kognitif, fisik-motorik, bahasa, sosial-emosional, dan seni.
Guru dituntut profesional untuk menghadirkan pembelajaran yang berkualitas untuk anak didiknya.
Pengalaman penulis sebagai guru dalam mengimplementasikan pembelajaran yang menyenangkan dalam mengenal huruf di TK Tunas Sutra Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon memberikan hasil yang sangat memuaskan.
Penulis menggunakan metode Problem Base Learning (PBL) untuk melibatkan secara aktif anak dalam proses pembelajaran.
Media yang digunakan adalah power-point (PPT) dengan proyektor dan layar besar. Slide berisi huruf-huruf alfabet (A-Z).
Guru menjelaskan slide demi slide dengan tampilan yang menarik, sehingga anak seperti menonton bioskop di layar.
Media Spiner Huruf digunakan untuk meberikan pengalaman pembelajaran yang berbeda dalam mengenal huruf pada anak yang menyenangkan seperti bermain game.
Anak diberikan kesempatan untuk memutar spiner sendiri dan anak menyebutkan huruf yang terpilih. Anak juga diberikan proyek penugasan untuk merangkai huruf dengan kartu huruf yang sudah disiapkan guru.
Anak merangkai sesuai namanya membentuk kalung.
Guru selalu memberikan apresiasi atas unjuk belajar anak. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan evaluasi, dilanjutkan bernyanyi bersama tentang huruf (lagu : aaa…bbb…ccc..) dengan melihat video yang didapat dari youtube.
Pembelajaran diakhiri dengan do’a bersama.bHasil pembelajaran terbukti sangat memuaskan dengan indikator antusiasme anak yang tinggi, semua anak menyatakan senang dan 100% anak sudah berhasil mengenal huruf abjad (A to Z) di akhir pembelajaran.
Penulis berkesimpulan dengan menggunakan metode belajar interaktif dan media power point serta games spiner huruf, anak belajar lebih aktif, menyenangkan dan capaian pembelajaran yang lebih optimal.***
Discussion about this post