MAJALENGKA, (FC).- Aktivitas penerbangan pesawat bermesin jet di Bandara Husein Sastranegara Bandung akan dialihkan ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka mulai Oktober nanti. Hal ini ditegaskan Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke BIJB Kertajati, Selasa kemarin.
Kedatangannya ke bandara terbesar kedua di Indonesia didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri BUMN Erick Thohir dan Menhub Budi Karya Sumadi. Rombongan disambut Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin.
Jokowi mengatakan, BIJB akan menjadi bandara masa depan. Itu dilihat dari traffic aktivitas bandara yang mulai padat. BIJB Kertajati saat ini ujarnya, sudah digunakan sebagai embarkasi haji. Sebanyak 8.000 jemaah dari 7 kabupaten/kota di Jabar tahun ini diterbangkan dari BIJB.
“Kedua, saya juga senang karena Bandara Kertajati sudah melayani penerbangan umrah hingga empat kali seminggu plus juga melayani penerbangan internasional dari Kuala Lumpur-Kertajati sebanyak dua kali per minggu,” ujarnya.
Bulan Oktober 2023 ini, tegas Jokowi, aktivitas penerbangan akan kembali operasi penuh. Ini berarti penerbangan di Bandara Husein Kartanegara Bandung akan digeser ke BIJB, utamanya untuk pesawat jet.
Terpisah, Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan Acuviarta Kartabi mengatakan, rencana pemindahan rute penerbangan di Bandara Husein Sastradinata ke Bandara Kertajati dampaknya tidak sepenuhnya negatif.
“Justru saya melihat bahwa ini bisa mengambil peran Bandara Soekarno-Hatta yang traffic-nya sangat besar untuk bisa dialihkan ke Kertajati,” ujarnya kepada wartawan kemarin.
Ke depan, Bandara Husein, ujar Acuviarta, mungkin akan dikhususkan untuk penerbangan pesawat pribadi atau non-jet.
“Saya yakin penerbangan dalam jarak pendek, yang tidak menggunakan pesawat jet, akan tumbuh pesat di Bandara Husein,” ujarnya.
Peningkatan traffic penerbangan jarak pendek di Husein dan peningkatan traffic penerbangan jarak menengah dan panjang di Kertajati, bila diakumulasikan akan positif terhadap perbaikan ekonomi Kota Bandung.
“Sebagian besar penumpang itu kan targetnya Bandung Raya,” ujar Acuviarta. (Munadi)
Discussion about this post