KOTA CIREBON, (FC).- Setelah beberapa hari dibuka untuk umum, Pantai Kejawanan atau yang disebut Wisata Bahari Kejawanan (WBK), kini ditutup sementara.
Pengelola WBK yakni Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, akan melakukan sejumlah perbaikan dan penambahan fasilitas. Hal ini dilakukan guna menjamin keamanan dan kenyamanan pengunjung.
Dalam unggahan di akun instagram @ppnkejawanan, diinformasikan mulai tanggal 5 Oktober 2022 Wisata Bahari Kejawanan ditutup sementara, sampai pemberitahuan selanjutnya.
Kepala Pelabuhan PPN Kejawanan Suwono mengatakan, penutupan menyusul membludaknya pengunjung pada tahap uji coba pada tanggal 2-3 Okober 2022 lalu.
Padahal, pihaknya tidak menyangkai animo masyarakat yang mengunjungi WBK sangat besar. Bahkan sampai ada antrean kendaraan pengunjung.
“Kami apresiasi antusias pengunjung WBK. Maka dari itu kami ingin tata lagi agar masyarakat aman dan nyaman,” kata Sarwono, Rabu (5/10).
Ke depan, bersama instansi terkait, yakni Dinas Budaya dan Pariwista (Disbudpar) Kota Cirebon akan berkolaborasi, membuat WBK lebih aman dan nyaman lagi.
Pihaknya akan membatasi jumlah pengunjung WBK, sesuai dengan kapasitas dari kawasan Pantai Kejawanan itu sendiri. Pembatasan bisa berdasarkan kepadatan pengunjung atau kendaraan yang datang, Ini bertujuan agar WBK tidak padat, sehingga pengunjung merasa lebih nyaman.
“Kami intensif berkoordinasi untuk bisa mengatur kapasitas pengunjung. Sementara, kesepakatan ini yang belum kami putuskan, berapa idealnya kapasitas pengunjung yang masuk ke WBK,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya meminta, PPN Kejawanan melengkapi fasilitas yang ada. Jangan sampai keluhan pengunjung berpengaruh terhadap citra pariwisata di Kota Cirebon.
“Penataan WBK dilakukan menyeluruh. Terutama infrastruktur pendukung kenyamanan pengunjung, seperti tempat istirahat, shelter PKL, fasilitas kesehatan dan sebagainya,” ungkap dia.
Pengunjung juga, lanjut Agus, harus menaati aturan yang ada di WBK. Jangan sampai pengunjung merusak fasilitas yang ada, bahkan sampai menghilangkan estetika WBK. Sebab, WBK merupakan aset yang harus dirawat bersama.
“Kami tidak ingin, fasilitasnya sudah lengkap, tapi dirusak oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Kami ingin sesama pengunjung menaati aturan yang ada di WBK,” tutupnya. (Agus)
Discussion about this post