KOTA CIREBON, (FC).- Pemkot Cirebon melalui Satgas Penanganan Covid-19 berencana menyewa hotel sebagai alternatif ruang isolasi jika kasus terus meningkat. Sayangnya rencana ini di tolak oleh sejumlah hotel.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi mengakui, sejumlah pengelola hotel yang menolak tempatnya digunakan sebagai ruang isolasi. Dengan alasan khawatir hotelnya di cap kurang bagus oleh masyarakat. Meski sewa yang ditawarkan selama 3 bulan.
“Kami sudah tawarkan ke sejumlah pemilik hotel tapi mereka menolak. Kami tetap berusaha sampai ada yang mau,” kata pria yang akrab disapa Gusmul kepada FC, Selasa (29/9).
Padahal, sesuai prosedur, satgas menjamin ruangan dan area hotel tersebut akan steril. Baik sebelum dan sesudah digunakan. Terlebih ruang isolasi bagi penanganan pasien Covid-19 ketat dengan protokol kesehatan.
Baca Juga: Hadapi Covid-19, Dinkes Sewa Hotel dan Rekrut Tenaga Medis
Ruang isolasi tambahan menurut Gusmul sangat dibutuhkan saat kasus Covid-19 di Kota Cirebon meningkatkan signifikan. Pasalnya ruang isolasi yang disediakan sudah menipis, seiring kasus positif Covid-19 di Kota Cirebon terus mengalami peningkatan.
“Kami sangat butuhkan sebagai tempat isolasi. Ruang isolasi di rumah sakit dan BKKBN meski masih tersedia namun takut tidak cukup,” paparnya.
Hotel yang dipilih lanjutnya, jenis horisontal. Hotel jenis ini dinilai cukup akan sirkulasi udara dan tidak membahayakan. Pihaknya membutuhkan 200 kamar hotel. Pemda Kota Cirebon akan menyewa selama 3 bulan.
“Ditempati atau tidak kami akan bayar. Sengaja yang horisontal karena biasanya bagus sirkulasi udara dan mudah memantaunya,” tuturnya.
Pemkot Cirebon sendiri menyediakan anggaran Rp3,8 miliar untuk kebutuhan sewa hotel. Angka itu untuk kebutuhan sewa kamar dan tenaga medis selama 3 bulan. (Agus)