KAB. CIREBON, (FC).- Di saat pemerintah menghimbau masyarakatnya agar tidak berkerumun dan bepergian ke luar kota di masa pandemi Covid-19, justru hal terbalik dilakukan oleh para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon yang berencana akan melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Bali dalam waktu dekat ini.
Belum jelas apa agenda Kunker yang dilakukan DPRD dengan berkunjung ke Bali ini.
Sekretaris DPRD Kabupaten Cirebon, Ikin Asikin saat ditanya mengenai agenda apa yang akan dilakukan DPRD, juga berapa besaran anggaran yang digunakan, ia tidak menjelaskan secara gamblang. Ikin hanya menyarankan, agar hal tersebut ditanyakan kepada Kepala Bagian Perundang-undangan DPRD.
“Mungkin lagi ada perubahan di perundang-undangan Mas, jadi baiknya silahkan tanyakan saja kepada Kabag Perundang-undangan,” kata Ikin kepada FC saat dihubungi melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp, Kamis (19/11).
Sementara itu, saat dihubungi melalui pesan singkat aplikasi WhatsApp, Kepala Bagian Perundang-undangan DPRD Kabupaten Cirebon, Sucipto tidak menjawab pertanyaan serupa.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Sutan Aji Nugraha menyayangkan rencana DPRD Kabupaten Cirebon, yang masih saja melakulan “plesiran” keluar kota. Padahal, penyebaran Covid-19 disemua daerah untuk saat ini masih sangat tinggi.
“Terlebih lagi Bali, itu kan merupakan destinasi wisata yang cukup populer, jadi dikhawatirkan disana malah kenapa-kenapa,” ungkap Aji kepada FC, Kamis (19/11).
Aji juga mengkritisi Kunker DPRD yang dilakukan pada akhir tahun. Pasalnya, jangan sampai ada kesan, Kunker kali ini hanya bertujuan untuk menghabiskan anggaran sisa akhir tahun, tanpa ada output yang jelas.
Sementara rakyat Kabupaten Cirebon sendiri, masih dalam kondisi bimbang akan masih masivnya penyebaran Covid-19 di Kabupaten Cirebon.
“Kunker ini jangan hanya dijadikan ajang untuk menghabiskan anggaran saja, sementara hasilnya tidak ada. Yang namanya Kunker itu pastinya ada yang akan dilakukan pembahasan, lah ini agendanya saja tidak jelas,” kata Aji.
Penulis Buku Bunga Rampai Sang Ideolog ini juga menyayangkan sikap dari Sekretariat DPRD ataupun jajarannya yang tidak terbuka soal anggaran dan juga agenda apa pada Kunker ini. Menurutnya, publik juga harus tahu bersumber dari mana anggaran tersebut, dan habis berapa, terus tujuannya apa.
“Masyarakat juga harus tahu anggarannya darimana dan berapa, nah terus itu tujuannya apa kan masyarakat harus tahu juga. Apakah ada hubungannya dengan kepentingan masyarakat atau tidak,” tandas Aji. (Muslimin)
Discussion about this post