KOTA CIREBON, (FC).- Penanganan stunting di Kota Cirebon terus dilakukan secara kolaboratif lintas sektor. Upaya ini melibatkan berbagai instansi pemerintah dan non-pemerintah yang bekerja sama dalam pencegahan serta penanggulangan stunting secara terintegrasi.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Cirebon, Suwarso Budi Winarno menegaskan pencegahan stunting dimulai sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Karena masa tersebut sangat krusial. Bahkan, sebelum itu, kita juga menyiapkan kesiapan pranikah, yang sama pentingnya. Di sisi lain, perangkat daerah lain juga berperan sesuai tugas dan fungsinya,” ujar Budi, Sabtu (5/7/2025).
Ia mencontohkan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) yang mendukung dari sisi sanitasi, serta Dinas Pendidikan yang memiliki peran dalam edukasi hidup sehat sejak dini.
“Dinas Kesehatan tentu fokus pada layanan ibu dan anak. Lalu DKPPP (Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan) mendukung dengan program Gemarikan dan intervensi gizi untuk ketahanan pangan keluarga, terutama ibu hamil,” ungkapnya.
Budi juga menekankan pentingnya peran camat dan lurah sebagai pemangku kepentingan di wilayah masing-masing. Salah satu strategi yang dilakukan adalah penguatan pendampingan keluarga melalui kader di setiap RW.
“Setiap RW didampingi kader keluarga yang terdiri dari kader PKK, kader Bangga Kencana, dan tenaga kesehatan. Mereka inilah yang membangun pola perubahan perilaku, yang merupakan kunci dari penurunan stunting,” jelasnya.
Menurutnya, keberhasilan program ini sangat bergantung pada perubahan perilaku masyarakat, terutama dalam pengasuhan anak pada 1.000 HPK.
Budi memaparkan tren penurunan angka stunting di Kota Cirebon cukup signifikan. Berdasarkan data, angka stunting mencapai 30,6 persen pada 2021, turun menjadi 17 persen pada 2022, dan sempat naik menjadi 19 persen di 2023.
“Namun, pada tahun 2024 kembali menurun menjadi 14,9 persen. Artinya, dari 100 anak, masih ada sekitar 15 anak yang mengalami stunting,” ungkapnya.
Budi berharap, dengan sinergi berbagai pihak dan intervensi menyeluruh, angka stunting di Kota Cirebon pada 2025 bisa terus menurun dan sesuai target nasional, yakni di bawah 14 persen. (Agus)
Discussion about this post