MAJALENGKA, (FC).- Mahasiswa asal Majalengka, Slamet Supriyadi, menjadi lulusan terbaik Park Chung Hee School of Policy and Saemaul (PSPS) Yeungnam University, Kota Gyeongsan, Korea Selatan.
Bahkan, warga Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, yang tengah melaksanakan tugas belajar jenjang S2 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI tersebut berhasil meraih predikat Summa Cumlaude.
Pasalnya, Slamet Supriyadi menjadi lulusan yang mendapatkan nilai indeks prestasi komulatif (IPK) tertinggi 4,5 dan nilai sempurna A+ di Jurusan Forest and Enviromental Policy.
ASN yang bertugas di Balai Besar KSDA Jawa Barat tersebut juga ditetapkan sebagai lulusan yang meraih IPK tertinggi di Fakultas PSPS dalam prosesi wisudanya yang dilaksanakan pada 22 Agustus 2023.
Ia mengatakan, wisuda itu diikuti sebanyak 42 orang yang berasal dari berbagai penjuru dunia dari mulai Asia, Eropa, Amerika Utara, Amerika Latin, dan lainnya.
“Alhamdulillah, sudah diwisuda, dan menjadi lulusan yang meraih IPK tertinggi,” ujar Slamet Supriyadi saat di hubungi via WhatsApp, Rabu (31/8).
Sejauh ini, dari puluhan orang tersebut hanya Slamet yang meraih IPK 4,5 dan mendapat predikat Summa Cumlaude, karena lulusan lainnya hanya meraih IPK kira-kira 4,2 hingga 4,3.
Selama menempuh pendidikan di Negeri Ginseng, ia pun mencatatkan sejumlah prestasi gemilang di bidang akademik, di antaranya, menjadi Presiden Sustainable development tahun 2022-2023 di PSPS Yeungnam University.
Selain itu, ia berhasil meraih juara pertama pada kompetisi pidato bahasa korea bertajuk Saemaul Spirit Korean Speech Contest and Global Saemauler Festival pada kelas Internasional yang diadakan kampusnya.
“Ini semua berkat dukungan dari orang terdekat, termasuk keluarga, sehingga bisa meraih prestasi terbaik, dan semoga saya bisa membawa nama Majalengka dikenal tingkat dunia,” kata Slamet Supriyadi.
Ia juga mendapatkan nilai sempurna skala 100 dalam program bahasa Korea level basic di kelas Bahasa Yeungnam University 2022, dan meraih nilai sempurna (A+) seluruh mata kuliah lingkungan hidup dan kehutanan.
Bahkan, inovasinya yang diberi nama Plastik Biodegradable dari kulit singkong yang menggunakan teknologi nano diadopsi NH Bank sebagai Program Official Development Assistance (ODA) di Asia Tenggara.
“Rencananya, saya langsung pulang dalam wakti dekat, karena tugas belajar selesai, dan saya harus kembali bekerja di BDLHK Kadipaten, Majalengka,” ujar Slamet Supriyadi. (Munadi)
Discussion about this post