KUNINGAN, (FC).- Fenomena La Nina, membuat Kabupaten Kuningan harus bersiaga menhadapi darurat Kemarau Basah. Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan menggelar Apel Kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau basah di Kabupaten Kuningan, di Pandapa Paramarta, Rabu (22/6).
Bupati Kuningan, Acep Purnama menyampaikan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Kabupaten Kuningan sejak akhir Bulan Mei hingga saat ini terjadi perubahan dinamika cuaca yang berupa suhu laut di Perairan Jawa masih hangat dan masih terjadinya Fenomena “La Nina” menyebabkan suplai penguapan dan massa udara lebih banyak sehingga potensi awan hujan juga banyak terbentuk.
“Maka dari itu sampai saat ini masih cukup sering terjadi hujan, khususnya di wilayah Kabupaten Kuningan dan sekitarnya, kondisi ini tidak hanya di Jawa Barat melainkan merata hampir seluruh Pulau Jawa dan sering juga disebut dengan kemarau basah,” jelas Acep.
Memasuki kemarau basah (Kemarau dengan Curah Hujan Diatas Rata-Rata Normal dan Masih Sering Turun Hujan). Maka itu diperlukan kesiapsiagaan.
“ Kita sebagai pelaku penanggulangan bencana untuk terus memonitor secara berkala informasi peringatan dini cuaca dan potensi ancaman cuaca buruk,” pinta Acep.
Kondisi saat ini, lanjut Acep, masih cukup seringnya turun hujan itu diperkirakan berlangsung hingga Agustus mendatang. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
“Potensi cuaca ekstrem itu bisa menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan lainnya,” kata Acep.
Sedangkan dari sisi lingkungan, Acep meminta masyarakat mewaspadai kejadian pohon tumbang, karena ketika turun hujan yang terjadi di musim kemarau ini akan disertai terjadi cuaca ekstrem yang mengakibatkan pohon-pohon atau tumbuhan yang tumbang.
“Kami mengimbau kepada masyarakat supaya mendeteksi lingkungan masing-masing adakah pohon yang tinggi, pohon rimbun, sudah tua itu mohon agar dipangkas antisipasi tumbang,” jelas Acep.
Dia juga mengatakan, berkaitan dengan lingkungan lagi, pada musim kemarau basah, biasanya terjadi hujan cukup deras, makanya agar masyarakat memperkuat genteng-genteng atau atap rumah, dan membersihkan saluran-saluran di lingkungan.
“Jangan membuang sampah tidak pada tempatnya, karena itu akan menyumbat saluran yang ada di lingkungan kita, apalagi membuang sampah di sungai itu sangat tidak boleh,” ungkap Acep.
Bupati juga mengimbau masyarakat Kabupaten Kuningan agar memperkuat ketahanan tubuh pada musim kemarau basah atau kemarau yang masih terjadi hujan saat ini, supaya tidak mudah sakit.
Sementara itu, Kalak BPBD Kabupaten Kuningan Indra Bayu Permana mengatakan, sesuai prediksi dari BMKG beberapa bulan lalu, bahwa musim hujan itu berlangsung sampai pertengahan Mei, sehingga pada Juni ini sudah musim kemarau.
“Tetapi sehubungan dengan perkembangan informasi dari BMKG, maka bulan Juni pun masih banyak hujan. Oleh karena itu, kita mengimbau kepada masyarakat bahwa pertama ini musim pancaroba, memperkuat ketahanan tubuh masing-masing dengan tidur yang cukup,” jelas Ibe panggilan akrab Indra Bayu Permana.
Selain itu, Ibe juga berharap masyarakat melakukan olahraga atau kegiatan untuk kebugaran yang cukup, menjaga pola makan dan mengkonsumsi makanan sehat agar tidak mudah terserang penyakit. (Ali)