JAKARTA, (FC).- Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa kondisi dunia saat ini masih belum pulih sepenuhnya.
Ekonomi global masih tumbuh lambat di kisaran 2,6-2,7 persen. Inflasi masih menghantui banyak negara.
Perkiraan inflasi global di kisaran 5,9 persen.
Ditambah perang konvensional dan perang dagang masih terus berlangsung.
Kondisi ini membuat banyak negara melakukan kebijakan restriksi perdagangan.
“Setidaknya ada 19 negara yang melakukannya. Semua itu membuat volume perdagangan global menjadi lesu,” kata Jokowi dalam sambutannya, dikutip FC dari chanel youtube Sekretariat Presiden pada Kamis (10/10).
Sementara itu, di sisi lain, China mengalami over produksi. Banyak negara khawatir dan bersiap melindungi pasar domestiknya dari membanjirnya produk impor dari China dengan harga yang jauh lebih murah.
Untuk itu menurut Jokowi, Indonesia sebagai negara dengan pasar yang besar dan jumlah penduduk terbesar keempat dunia harus mampu melindungi pasar domestik.
“Kita harus mampu memasarkan produk-produk kita agar kita mampu menguasai pasar di dalam negeri, dan juga terus merambah secara luas di pasar luar negeri,” kata Jokowi.
Jokowi mengingatkan agar dalam pemasaran produk jangan selalu dengan cara-cara konvensional.
“Sekarang sudah eranya digital. Kita harus masuk secara masif kesana untuk mesarkan produk-produk negara kita Indonesia,” ungkapnya.
Saat banyak negara melakukan retriksi akibat perang dagang, menurut Jokowwi disitu ada peluang.
“Saat banyak negara mengalami inflasi tinggi, menurut saya disitu juga ada peluang,” tambahnya. (Andriyana)