ANKARA, (FC).- Syahrul Kirom, M.Phil, Dosen, jurusan Aqidah dan Filsafat (AF) Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon. mempresentasikan makalahnya tentang Implementasi Nilai Kearifan Lokal Budaya Samin di Indonesia pada 18th International of Language, Literature and Cultur Studies in Haci Bayram Veli Universitie, Ankara, Turkiye, 8-11 October 2024.
Dalam penelitian menjelaskan terkait dengan krisis moral yang melanda mental dan karakter bangsa Indonesia dengan maraknya praktik korupsi, kebohongan dan ketidakjujuran dalam setiap kegiatan manusia.
Padahal, budaya Indonesia ini sangat memiliki adat dan tradisi yang baik seandainya manusia menggali nilai nilai etis budaya nusantara seperti budaya Samin, di Jawa Tengah.
Penelitian yang dipresentasikan ini menggunakan penelitian kualitatif. Dengan objek formal penelitian pada etika, sedangkan untuk objek material adalah nilai kearifan lokal masyarakat Samin.
Metode yang digunakan adalah dengan metode kesinambungan historis dan metode huristika. Langkah Langkah ini dilakukan dengan tujuan menarik sejarah budaya samin yang kemudian direlevansikan dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini dengan nilai nilai kearifan lokal budaya Samin.
Hasil penelitian ini menyimpulkan, bahwa ternyata stigma negatif terhadap budaya Samin yang tidak baik, yang bodoh dan tidak taat pada pajak, tidak mau sekolah di formal itu dilakukan dengan tujuan melawan kolonialisme, ternyata dibalik tindakan budaya samin itu menyimpan nilai nilai kearifan lokal.
Di antara local wisdom budaya Samin adalah nilai etik kejujuran pada budaya samin dengan semboyan biasakno, kuliknano, pangucapmu, pada karo karepe atimu, artinya harus dibiasakan antara lisan dan hati itu harus sesuai, yakni nilai-nilai kejujuran dalam hati dan lisan itu harus sama, dan tidak boleh berbohong.
Kemudian dalam ungkapan orang Samin, dhuwekmu yo dhuwekku, mulo iku diikhlaske, maksudnya apa yang kamu punya adalah punyaku, maka di ikhlaskan, tujuan ungkapan tersebut sebenarnya adalah untuk membangun tindakan saling memberi dan menerima kepunyaan kita secara bersama dengan niat saling tolong menolong dan penuh keikhlasan nanti yang membalas Tuhan. (Rls/FC)