Peran BNN Cirebon belum terasa maksimal. Kasus penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Cirebon terus saja terjadi. Pun demikian dengan kasus penangkapannya. Masih selalu ada. Terakhir, salah satu ASN tertangkap. Bahkan diduga, menjadi salah satu bandarnya. Kalau benar, tentunya mengerikan.
Legislatif pun mendorong agar pemerintah daerah (Pemda) bisa bersinergi dengan BNN dan kepolisian untuk memberantas narkoba. “Saya igin ada peran aktif dari pihak manapun. Terutama kepolisian maupun BNN. Penyuluhan itu harus ada. Atau dari Kabupaten Cirebon menyiapkan mereka supaya bisa menyosialisasikan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba,” kata Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Teguh Rusiana Merdeka SH, kemarin.
Karena, kata Teguh, hari ini beberapa tindakan di luar norma, salah satunya akibat penyalahgunaan narkoba. Misalnya saja, tawuran pelajar maupaun tawuran antar desa. Terjadi diduga adanya oknum yang sedang tidak sadarkan diri, akibatnya pengaruh minuman memabukan atau penyalahgunaan narkoba.
“Kami tidak mengomentari soal keberadaan lembaganya, karena itu domainnya pemerintah. Dalam hal ini, BNN pusat, itukan vertikal. Saya juga belum tahu, berapa personelnya. Apakah mereka kewalahan atau apa, saya kurang tahu,” katanya.
Memang, lanjut teguh, dilihat dari jumlah penduduk Kabupaten Cirebon saja, dengan jumlah aparat yang ada, jomplang. Masih sangat kurang. Maka, kata politisi Golkar itu, aspek mana yang seharusnya didorong. Apakah penambahan SDM atau penambahan lembaganya.
“Soal itu, kewenangan internal mereka. Yang pasti, pemda harus bersinergi dengan mereka (kepolisian dan BNN, red) untuk menyosialisasikan tentang bahaya narkoba,” terangnya.
Libatkan dalam kegiatan pemerintahan. Seperti event pemilihan kuwu (Pilwu). Masukan sebagai salah satu syarat, bahwa kandidat harus terbebas dari narkoba. Pun demikian dengan aparat desanya. Tak hanya itu, jajaran ASN, kepolisian serta legislatif. Harus ada jadwal rutin, pengecekan bebas narkoba secara berkala.
“Kan dalam pileg dan pilkada juga ada tes anti narkobanya. Nah, harusnya melibatkan BNN juga. Supaya spesifik,” tutur Teguh.
Maka, peran BNN dengan struktur yang ada dimaksimalkan. Termasuk dengan kepolisian. Terlebih, pasca ditemukan beberapa kasus peyalahgunaan narkoba di Cirebon.
Teguh tak mengharapkan ada kasus serupa di Kabupaten Cirebon. Meskipun, dirinya sadar betul, wilayah Cirebon ini sebagai daerah transit. Dari Jakarta ke Semarang, Surabaya, ke Yogyakarta dan beberapa daerah lainnya. Amat mudah disusupi barang haram tersebut. Makanya, meminta sinergitas dari pemda, kepolisian dan BNN. Untuk bersama-sama komitmen mengantisipasi penyalahgunaan narkoba. “Pastinya, kepolisian dan BNN memiliki kendala. Tapi, kami legislatif menginginkan Kabupaten Cirebon bebas narkoba. Bebas penyalahgunaan narkoba,” pungkasnya. (Ghofar)
Discussion about this post