KOTA CIREBON, (FC).- DPUPR Kota Cirebon tengah mengerjakan proyek peningkatan trotoar pada ruas Jalan Siliwangi dan sebagian Jalan Kartini. Imbasnya, pepohonan yang berada di trotoar tersebut harus ditebang, sehingga terlihat kurang teduh dan terasa gersang.
Kabid Bina Marga DPUPR Wadi menjelaskan, penebangan pohon tidak bisa dihindarkan pada proyek peningkatan trotoar ini. Pasalnya, semua lantai atau keramik trotoar harus diganti. Demikian juga drainase dibawah trotoar direvitalisasi, baik ukuran, kedalam dan dibuat sumur resapan pada drainase tersebut.
“Iya mas, kita tidak bisa memperbaiki total trotoar Jalan Siliwangi ini bila pepohonan tidak ditebang. Selain itu pepohonan juga sudah berumur, bisa tumbang sewaktu-waktu bila terjadi angin kencang atau hujan lebat,” ujar Wadi kepada FC, Rabu (11/11).
Namun, Wadi menuturkan, pihaknya akan menanam kembali pohon yang sudah ditebang tersebut. Dengan tiga jenis pohon yang baru, lebih kuat, lebih bisa menyerap polusi dan akan memberikan keteduhan nantinya bagi pejalan kaki.
Disebutkannya, pohon yang dimaksud adalah jenis Ketapang Kencana, Tabib Buya dan Pule. Dengan kerapatan antar pohon sekitar 4 meter. Pohon yang akan ditanam nanti, sudah tumbuh tinggi sekitar 3 meter.
Jadi ini meminimalisir kematian pohon yang baru ditanam, tersebut tinggal pemeliharaan rutin saja.
Sementara khusus untuk trotoar di depan Balaikota dan DPRD Kota Cirebon, lantainya dari beton dekoratif, dengan motif kayu jati. Warnanya agak coklat kemerahan, disesuaikan dengan dekoratif plang Balaikota dan DPRD. Sedangan untuk titik lain diluar kedua tempat tersebut, lantainya dari batu alam.
“Depan Alun-alun Kejaksan, lantai trotoar dari bata keramik merah. Jadi nantinya akan selaras dengan alun-alun itu sendiri. Selain itu trotoar akan diperlebar setengah meter pada kedua sisinya. Ini akan membuat nyaman pejalan kaki,” pungkas. (gus)