KAB. CIREBON, (FC).- Asosiasi Pengembang dan Pemasar Rumah Nasional (Asprumnas) Cirebon Cirebon siap mendukung mensukseskan program 3 Juta Rumah yang dicanangkan pemerintahan Prabowo-Gibran.
Ketua Asprumnas Cirebon, Cokro menyatakan pihaknya siap memenuhi kebutuhan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan dukungan kuota FLPP yang memadai.
Ia juga mengapresiasi langkah pemerintah yang telah membebaskan BPHTB dan membebaskan retribusi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) bagi MBR.
“Itu sangat membantu, walaupun yang menikmati konsumen pembeli, tapi kan lumayan, biayanya jadi lebih rendah,” kata Cokro kepada FC, Rabu (4/2).
Ia berharap kebijakan tersebut dapat secepatnya diterapkan pemerintah daerah di Ciayumajakuning dengan penerbitan peraturan kepala daerah (Perkada).
Sebab, sesuai intruksi Mendagri, pemerintah daerah harus sudah menerbitkan Perkada tentang pembebasan BPHTB dan PBG paling lambat 31 Januari 2025.
“Kalau Kuningan itu sudah untuk BPHTB, dan Kabupaten Cirebon sudah untuk BPHTB dan PBG. Indramayu, Majalengka dan Kota Cirebon yang belum,” ungkapnya.
Saat ini, pihaknya belum mendapat kejelasan berapa banyak kuota rumah MBR yang disediakan untuk program 3 Juta Rumah ini, khususnya dalam pelaksanaannya di daerah.
Termasuk skema pembiayaan KPR yang akan diterapkan nanti, apakah masih KPR FLPP atau ada skema baru, pihaknya masih menunggu kejelasan.
“Sekarang itu perbankan dengan BP Tapera sedang menggodok skema pembiayaannya,” kata Cokro.
Sebagai gambaran, dia membandingkan saat program 1 Juta Rumah pada pemerintahan Jokowi, kuota FLPP disediakan sebanyak 200.000 unit dalam satu tahun.
“Harusnya 3 juta rumah ini kuota subsidinya naik 3 kali. Tapi sekarang 2025 cuma 220 ribu kuota subsidinya,” ungkapnya.
Jawa Barat sendiri, menurutnya, menjadi provinsi dengan penyerapan KPR Subsidi terbesar se-Indonesia.
“Setahun itu bisa 500.000 lebih. Makanya kuota akan selalu habis karena penyerapan terbesarnya ada di Jawa Barat,” ujar Cokro.
Sementara ini, untuk program kinerja tahun 2025, Asprumnas Cirebon akan lebih menggiatkan pemberdayaan terhadap para anggotanya melalui pelatihan-pelatihan.
Dikatakan Cokro, sejak berdiri hingga saat ini sudah ada anggota 30 orang lebih se wilayah III Cirebon yang bergabung ke Asprumnas Cirebon.
“Dari seluruh asosiasi pengembang, kita dari Aprumnas penyerap KPR terbesar ke-4 se-Indonesia,” ungkapnya.
Asprumnas Cirebon berkomitmen untuk mengakomodir para anggotanya yang membutuhkan bantuan saat menghadapi permasalahan perizinan dan sebagainya.
Menurut Cokro, Aprumnas berupaya memberikan manfaat terhadap anggota ketika bergabung.
Termasuk juga memberikan pendampingan dan panduan bagi anggota yang baru menjadi pengembang, seperti misalnya dalam pengisian aplikasi Si Kumbang.
“Kita juga sering melakukan pelatihan-pelatihan dengan BTN Kanwil Jabar untuk bagaimana cara-caranya supaya SP3K bisa cepat keluar. Kita sudah mengadakan di Karawang dan Bekasi,” jelas Cokro. (Andriyana)
Discussion about this post