KAB. CIREBON, (FC).- Sebanyak 49 jiwa dari 20 Kepala Keluarga (KK) asal Kabupaten Cirebon, mengikuti program transmigrasi ke Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat.
Keberangkatan calon transmigran ke UPT Tanjung Cina, Kabupaten Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat ini dilepas oleh Bupati Cirebon, H Imron di kantor Bupati Cirebon, Selasa (11/10).
Berdasarkan informasi, 20 KK tersebut terdiri 8 KK asal Desa Junjang, Kecamatan Arjawinangun, 1 KK asa Desa Junjang Wetan, Kecamatan Arjawinangun, 1 KK asal Desa Arjawinangun, Kecamatan Arjawinangun, 1 KK asal Desa Kebon Turi, Kecamatan Arjawinangun. Kemudian, 2 KK asal Desa Kebarepan, Kecamatan Plumbon, 2 KK asal Desa Tersana, Kecamatan Pabedilan, 2 KK asal Desa Bungko, Kecamatan Kapetakan, dan 3 KK asal Desa Lungbenda, Kecamatan Palimanan.
Bupati Cirebon, H Imron mengatakan, bahwa para peserta transmigrasi ini akan mendapatkan fasilitas yang sudah dipersiapkan oleh pemerintah. Beberapa fasilitas diantaranya, yaitu lahan tambak dan rumah. “Di sana sudah ada tambak udang yang bisa dimanfaatkan oleh para peserta transmigrasi,” kata Imron.
Jika tambak tersebut masuk masa panen, pemerintah juga sudah bekerjasama dengan sejumlah pengusaha, untuk bisa membeli hasil budidayanya itu. Imron berharap, warga yang mengikuti program transmigrasi ini bisa sukses dan memperbaiki kesejahteraan dan perekonomiannya. “Yang terpenting harus ulet dan banyak berdoa,” ujar Imron.
Sementara transmigran asal Desa Junjang, Muhammad Hasan (49) mengatakan, kalau ia mantap untuk melakukan perjalanan transmigrasi ke Desa Bambakoro, Kecamatan Lariang, Kabupaten Pasangkayu.
Hasan yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan ini mengaku terbantu dengan adanya program transmigrasi. Hal itu diharapkan menaikan tingkat perekonomian keluarga. “Kerja serabutan, setiap hari terlalu kecil untuk menutupi kebutuhan keluarga. Ke Pasangkayu ini, saya seluruh anggota keluarga, istri dan dua orang anak,” kata Hasan.
Hasan menuturkan, di Pasangkayu nanti ia bakal melakukan budidaya udang vaname, karena dari pemerintah diberikan tambak seluas 2500 meter persegi. Meskipun asing dengan budidaya udang vaname, kata Hasan, beberapa bulan sebelumnya sudah diberi keahlian oleh Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Cirebon.
“Daripada di Cirebon sudah padat, lebih baik di sana mengembangkan udang vaname. Mudah-mudahan kehidupan saya bersama keluarga akan berubah,” katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Disnaker Kabupaten Cirebon, Novi Hendrianto mengatakan, tujuan transmigrasi ini merupakan upaya persebaran penduduk dan meningkatkan kemampuan produktivitas masyarakat. Puluhan KK transmigran ini akan berangkat pada Rabu, 12 Oktober 2022, langsung dari Embarkasi Soekarno-Hatta International Jakarta.
“Diharapkan di lokasi permukiman transmigrasi nanti, ekonomi dan sosial budaya mampu tumbuh berkembang secara berkelanjutan,” katanya.
Novi menambahkan, para transmigran akan mendapatkan beberapa hak diantaranya, pelayanan perpindahan dan penempatan di permukiman transmigrasi, lahan usaha dan rumah dengan status hak milik, kebutuhan sarana produksi, hingga bantuan catu pangan jangka waktu tertentu.
Novi mengatakan, jumlah peserta transmigrasi di Kabupaten Cirebon, merupakan yang terbanyak se-Indonesia. Oleh karena itu, sebelum dilakukan pemberangkatan, juga dilakukan pengecekan dan kunjungan dari kementerian pusat.
Calon peserta transmigrasi juga mendapatkan pelatihan terlebih dahulu sebelum berangkat ke Sulawesi Barat. “Ada pelatihannya terlebih dahulu sebelum berangkat,” kata Novi.
Menurut Novi, program transmigrasi kali ini, berbeda dengan sebelumnya. Karena semua kebutuhan, baik itu untuk kehidupan ataupun administrasi, sudah difasilitasi oleh pemerintah.
“Semuanya sudah beres, tinggal berangkat. Bahkan sekarang, berangkatnya bukan dengan kapal laut, tapi menggunakan pesawat,” pungkas Novi, (Ghofar)
Discussion about this post